Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pelemparan Bom Molotov di Rumah Kapitra Ampera

Kompas.com - 07/08/2018, 06:12 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera menjelaskan kronologi kejadian pelemparan bom molotov yang terjadi di rumahnya di kawasan Jalan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018) malam.

Kapitra mengatakan, dari rekaman kamera CCTV yang terpasang di halaman rumahnya, ada empat orang yang menggunakan dua sepeda motor berhenti di depan rumahnya.

Satu sepeda motor kemudian memutar dan berhenti di seberang rumah Kapitra, satu motor lagi berhenti di depan pagar sambil mengamati kondisi sekitar.

Baca juga: Polisi Cek Rumah Kapitra Ampera yang Dilempar Molotov

 

Adapun ciri para pelaku mengenakan helm dan menggunakan masker sebagai penutup wajah. Salah satu pelaku yang diduga eksekutor mengenakan ransel dan menggunakan baju berwarna putih.

"Satu motor menyisir, yang satunya lagi eksekusi. Pelakunya ada empat orang, persis di depan rumah melakukan pelemparannya," ujar Kapitra di depan kediamannya, Senin malam.

Satu pelaku yang berada di seberang rumah Kapitra kemudian pergi, diikuti dengan motor lainnya sembari melemparkan dua bom ke halaman rumah Kapitra.

Baca juga: Rumah Kapitra Ampera Pengacara Rizieq Shihab Dilempar Bom Molotov

Kejadian berlangsung selama 7 menit, dimulai pukul 19.20 saat para pelaku datang dan pukul 19.27 saat salah satu pelaku melakukan pelemparan dan kemudian pergi.

Kapitra mengatakan, kejadian itu berlangsung saat Ia pergi ke masjid.

"Posisinya saya keluar, Bu Yanti (asisten rumah tangga) tutup pintu, kemudian masuk, lalu ada ledakan. Untung enggak kena dia," ujar Kapitra.

Baca juga: Rumah Kapitra Ampera Dipasang Garis Polisi

Kapitra mengatakan, satu bom yang dilempar tidak jadi meledak. Namun, bensin yang berada di dalam botol berceceran di halaman. Saat kejadian, Kapitra menyebut kondisi lingkungan di sekitar masih ramai.

"Bagitu dia jatuh (bom molotov), mati. Tapi polisi bilang ini sudah dibakar. Kalau di sini (lalu lintas) masih ramai, banyak lalu lintas," ujar Kapitra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com