JAKARTA, KOMPAS.com-Tawuran yang melibatkan suporter sepak bola kembali terulang pada Sabtu (4/8/2018) lalu.
Rombongan suporter Persitara Jakarta Utara, NJ Mania, yang hendak menuju Stadion Brigif Kalisari terlibat tawuran di sepanjang Jalan Raya Bogor, mulai dari PGC Cililitan hingga Flyover Pasar Rebo.
Satu orang NJ Mania, William Wijaya, meninggal akibat tawuran tersebut. Sementara, tiga orang lainnya mengalami luka parah akibat bacokan di beberapa bagian tubuh.
Kapolres Metro Jakarta Timur Yoyon Tony Surya Putra menyebut, tawuran dipicu oleh aksi penjarahan terhadap dagangan warga yang dilakukan sejumlah NJ Mania.
"Keterangan warga yang di sekitar TKP, suporter turun dari mobil ngambil makanan dari warung-warung gitu. Lalu dilakukan perlawanan oleh pedagang, warga marah lah," kata Tony saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (4/8/2018).
Baca juga: Begini Kronologi Tawuran di Pasar Rebo Versi Suporter Persitara
Namun, hal itu dibantah Ketua Umum NJ Mania Farid. Farid menilai, penjarahan tersebut merupakan efek dari pelemparan yang dialami oleh rombongan NJ Mania. Penjarahan, kata Farid, juga tidak hanya dilakukan oleh NJ Mania tetapi juga oknum penyerang rombongan NJ Mania.
Farid menjelaskan, tawuran disebabkan oleh aksi pelemparan yang dilakukan sejumlah warga kepada rombongan NJ Mania ketika melintas di Jalan Raya Bogor
Farid menyebut, aksi tersebut semakin parah ketika rombongan memasuki kawasan Kramat Jati. Ketika itu, warga yang diduga oknum pendukung klub sepak bola lain juga meneriakkan kata-kata provokatif terhadap NJ Mania.
"Beberapa kali pelemparan akhirnya teman-teman turun tuh, keributan mulai di situ. Ribut di situ akhirnya yang dibilang penjarahan segala macem," kata Farid seusai pemakaman William di TPU Budi Darma, Jakarta Utara, Senin (6/8/2018)
Farid juga membantah bila NJ Mania disebut membawa senjata tajam dalam perjalanan yang berujung tawuran tersebut. Sebab, mereka sudah digeledah polisi sesaat sebelum rombongan berangkat dari Stadion Tugu.
"Di situ safety dan Alhamdulillah kita dikasih jalan. Kalau memang ada senjata tajam pasti kita enggak dikasih jalan," katanya.
Baca juga: Suporter Persitara Bantah Tawuran di Pasar Rebo Dipicu Penjarahan
Pelajaran
Kematian William dalam tawuran tersebut hanya bisa menyisakan pelajaran. Ayah kandung William, Jaya Suganda, berharap NJ Mania dapat lebih dewasa supaya kejadian serupa tidak terulang.
"Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi. Mudah-mudahan suporter Persitara lebih dewasa dan tidak terulang lagi," kata Jaya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Pelatih Persitara, Rochy Putiray. Ia menyebut, sepak bola semestinya menjadi alat pemersatu, bukan alat pemecah belah.
""Terima kasih buat NJ Mania, saya berharap ke depan kejadian ini tidak terulang kembali. Dalam arti, apapun yang terjadi cobalah berusaha untuk lebih tenang, karena sepak bola alat pemersatu, bukan alat pemecah belah," katanya.
Sementara itu, Farid mengusulkan agar lokasi pertandingan Liga 3 Zona DKI Jakarta dipindahkan dari Stadion Brigif Kalisari supaya menghindari tawuran.
Menurutnya, lokasi pertandingan di Stadion Brigif Kalisari dapat memicu bentrok antara NJ Mania dan suporter Persija Jakarta, The Jakmania, yang merupakan rival sejak sepuluh tahun lebih.
Farid mengusulkan, lokasi pertandingan dapat dipindah ke Stadion Tugu atau Stadion Babek yang keduanya beralamat di Jakarta Utara.
"Ini kan untuk menghindari, bukan kami mencari keuntungan, kami bukan seperti itu. (Jalan Raya Bogor) ini jalur neraka, perseteruan kami dari 2006 dengan The Jak ini kami enggak tutupin, contoh di perjalanan ada riak-riak," kata Farid.
Diamankan polisi
Akibat tawuran tersebut, dua orang NJ Mania diamankan polisi sesaat setelah terjadinya tawuran.
Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kemungkinan adanya penangkapan terhadap anggota NJ Mania lainnya.
Sementara itu, Tony menyebut tiga orang korban luka akibat tawuran kini kondisinya sudah membaik.
"Dua orang yang sebelumnya kritis, sekarang sudah membaik. Satu orang bahkan sudah boleh pulang," kata Tony saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (6/8/2018).
Tony menyatakan, dua korban tawuran yang sempat kritis tersebut masih dirawat intensif di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.