Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Sabtu Hari Keluarga, Tak Pantas Kena Ganjil-Genap

Kompas.com - 24/08/2018, 19:18 WIB
Nursita Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

AKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, sistem ganji-genap di Jakarta sedianya juga tidak berlaku pada hari Sabtu. 

Sebab, menurut Tulus, sistem ganjil-genap seharusnya hanya diberlakukan pada hari kerja, yakni Senin-Jumat.

"Seharusnya Sabtu juga (dicabut) karena Sabtu adalah hari keluarga, bukan hari kerja. Tidak pantas hari keluarga kena aturan ganjil-genap," ujar Tulus melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (24/8/2018).

Baca juga: YLKI: Wajar Kemenhub Mau Mencabut Ganjil-Genap di Hari Minggu

Tulus menyampaikan, kebijakan ganjil-genap bisa saja diperluas. Namun, dia menyebut aturan ganjil-genap seharusnya diberlakukan hanya pada jam-jam sibuk, bukan sepanjang hari.

Kemudian, ganjil-genap juga harus diterapkan berdasarkan V/C rasio jalan. Adapun V/C rasio merupakan perbandingan antara volume kendaraan dalam satu waktu dan kapasitas suatu jalan raya.

"Kalau mau diperluas ya sah-sah saja, tetapi indikatornya berbasis V/C ratio jalan, khususnya pada saat rush hour dan hari kerja. Di luar itu, harus ditolak," kata Tulus.

Di luar kebijakan ganjil-genap, Tulus menyebut pengendalian lalu lintas yang lebih efektif yakni penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP).

Baca juga: Kalau Bisa Ganjil-Genap Senin-Jumat Saja, Enggak Usah sampai Sabtu-Minggu, Menyulitkan...

Ia menanggapi rencana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengkaji kemungkinan membatalkan penerapan ganjil-genap di Jakarta pada hari Minggu.

Budi sebelumnya mengaku puas akan rekayasa lalu lintas selama Asian Games 2018.

Sebab, menurut dia, waktu tempuh mobilisasi para atlet berjalan sesuai target. Namun begitu, menurut dia, keputusan mengenai perluasan ganjil-genap ini ada pada panitia penyelenggara Asian Games.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com