Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Depok Tunggu Hasil Pemeriksaan Air di Sekolah yang Siswanya Diduga Terinfeksi Bakteri E-coli

Kompas.com - 18/10/2018, 06:30 WIB
Cynthia Lova,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Ernawati mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan air terkait ratusan murid di SD Islam Terpadu Pondok Duta yang mengalami diare.

Sebelumnnya, ratusan siswa sekolah tersebut diduga terinfeksi bakteri Escherichia coli (E-coli) setelah menggunakan air di lingkungan sekolah tersebut untuk wudu dan mandi cuci kakus (MCK).

“Kami masih menganalisa kasus ini sambil menunggu hasil sampling air dan makanan yang sudah dikirim ke laboratorium IPB Bogor yang keluar baru dua minggu lagi,” ucap Erna, saat dikonfirmasi, Rabu (17/10/2018).

Baca juga: Para Pelajar Sekolah di Depok Diduga Terinfeksi Bakteri E-coli

Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menerima laporan dari Puskesmas Tugu sejak Kamis 11 Oktober 2018, lalu terkait banyaknya pasiennya yang terkena diare.

“Setelah dapat laporan tersebut tim gerak cepat kami langsung investigasi ke pihak sekolah, ke rumah sakit dan kunjungan ke rumah-rumah para siswa-siswa SDIT Pondok Duta yang terkena diare,” ucap Erna

Sumber air yang dicurigai sebagai penyebab diare tersebut pun telah ditutup dan tidak dipergunakan kembali.

“Sudah ditutup keran-keran air yang berbau tinja tersebut dan dilarang dipergunakan kembali,” jelas Erna.

Baca juga: Belasan Anak SD Keracunan Permen, Polisi Turun Tangan

“Kami juga sudah ke sana melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan cuci tangan pakai sabun, pengolahan makanan dan sanitasi lingkungan,” ucap Erna.

Sementara, data tim dari Dinkes Depok, ada penambahan kasus diare di awal sampai pertengahan Oktober 2018.

"Total jumlah kasus 137. Semua kasus sudah ditangani fasilitas kesehatan baik swasta dan pemkot, seperti sudah dilakukan koordinasi penyuluhan dan identifikasi faktor penyebab," ucap Erna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com