Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak Saya Bilang 'Enggak Mau Tanpa Mama'..."

Kompas.com - 01/11/2018, 19:22 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Aditya Wirawan, suami dari Yul Sulvianti (38), penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, tampak menyalami satu per satu tetangga dan kerabat yang berdatangan ke rumahnya di Jalan KH Ahmad Dahlan RT 006 RW 005, Kukusan Beji, Depok, Jawa Barat, untuk menyampaikan belasungkawa dan berdoa bersama, Kamis (1/11/2018).

Yul bekerja di Pangkal Pinang sebagai pegawai Badan Pemeriksa Keuangan sejak 2016. Meskipun istrinya itu menjadi korban insiden jatuhnya Lion, Aditya tampak tegar.

Ia tersenyum kepada semua tamu dan awak media yang datang ke rumahnya.

Yul dan Aditya mempunyai dua buah hati, yakni Raisa berumur 10 tahun dan Yudistira yang berusia 3 tahun.

Baca juga: 3 Kisah Haru Keluarga Korban Lion Air, Mohon Doa Selamat hingga Minta Dijemput di Pangkal Pinang

Siang tadi, dua anak Yul dan Aditya itu tak terlihat di kediaman mereka. Aditya mengatakan, dua anaknya tersebut berada di rumah tantenya di Pasar Minggu agar tidak trauma.

Sebab, mereka tahu bahwa ibunya menjadi korban pesawat jatuh dan belum diketahui keberadaannya.

Bagi Aditya, berat rasanya memberi tahu kepada anaknya mengenai kondisi sang istri.

Ia sempat berpikir untuk merahasiakan hal tersebut. Namun, ia akhirnya memberi tahu anak pertamanya.

“Saya baru memberi tahu anak pertama saya, saya belum memberi tahu anak saya yang kedua karena kan masih terlalu kecil juga saya takut terjadi apa-apa ke depannya,” ucap Aditya di Jalan KH Ahmad Dahlan RT 06 RW 05, Kukusan Beji, Depok, Jawa Barat.

Menurut Aditya, saat diberi tahu kabar itu, anak pertamanya terpukul. Sang anak menangis begitu diberi tahu mengenai kabar ibunya.

“Saat disampaikan ada kabar mamanya jatuh dari pesawat dia bilang ke saya ‘Aku enggak mau, enggak punya mama. Nanti yang jagain papa siapa, yang jagain aku siapa Pa?' Ia mengucapkan itu selalu tidak hanya sekali saja," tutur dia. 

Baca juga: Kecelakaan Lion Air JT 610: Tiba di Rumah Duka, Jannatun Dapat Kenaikan Pangkat

"Kemudian saya menenangkan dia yang tak bisa menahan tangis, saya bilang ke dia ‘Papa yang akan jagain kakak, kakak juga akan jagain papa kan? Kita saling jaga ya’,” ucap Aditya.

Saat ini, Aditya hanya berharap mendapatkan kepastian dari pihak Rumah Sakit Polri Kramatjati bahwa jenazah istrinya teridentifikasi.

“Tes DNA sudah, jadi kemarin itu kita langsung menyerahkan bukti-bukti dan dokumen yang diminta, sekarang kita tinggal menunggu hasilnya saja. Doain ya istri segera terindentifikasi,” ucap Aditya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com