Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban yang Ikut Bongkar Kasus Penipuan Bermodus Rekrutmen PT KAI

Kompas.com - 14/11/2018, 14:40 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DE merupakan salah satu korban kasus penipuan bermodus rekrutmen pegawai PT KAI beberapa waktu lalu. DE secara aktif memberikan informasi kepada pihak KAI setelah ia meyakini rekrutmen PT KAI yang ia ikuti bersama 127 korban lainnya merupakan penipuan.

"Awalnya saya mendapatkan informasi mengenai rekrutmen ini dari teman orang tua saya. Sebenarnya saya sudah tidak yakin dari awal bahwa rekrutmen ini benar, tapi karena teman orang tua saya yang memberi informasi, saya percaya saja," kata DE saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/11/2018).

Baca juga: Korban Penipuan Rekrutmen Pegawai PT KAI Lapor Polisi

DE bersama dua adiknya mengikuti tahapan-tahapan pendaftaran yang dijelaskan si penipu. Mulai dari pengiriman berkas pribadi melalui Whatsapp hingga mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku.

"Kalau ditotal saya dan adik-adik saya sudah habis Rp 18,5 juta. Setelah tahapan selesai kami dimasukkan ke dalam grup Whatsapp," kata dia.

Di dalam grup tersebut ada 128 orang termasuk dirinya yang mengukuti rekrutmen. DE menyebut, para korban tak hanya berasal dari Jakarta.

Tiga pelaku yang mengoordinasi grup Whatsapp itu  menginformasikan bahwa mereka akan memberangkatkan para korban untuk mengikuti serah terima jabatan (sertijab) di Yogyakarta.

"Saya sudah menunggu sertijab itu dari bulan lalu. Jadi pelaku sempat menunda-tunda keberangkatan dengan alasan yang tidak jelas," kata dia.

DE lalu melaporkan kejadian itu kepada pihak KAI. Alangkah terkejutnya dia saat mengetaui bahwa PT KAI tidak sedang melakukan rekrutmen karyawan.

"Saya terus berkoordinasi dan memberikan informasi percakapan di grup kepada pihak KAI. Sampai akhirnya pelaku mengirimkan tiket online untuk keberangkatan kami ke Yogyakarta," cerita DE.

Berdasarkan tiket online yang dikirimkan melalui grup Whatsapp, para korban diberangkatkan pada  hari Minggu lalu pukul 20.15 WIB dengan kereta Argo Lawu.

"Tapi ada teman saya coba cetak tiketnya tidak bisa. Tiket online itu palsu. Perlu digarisbawahi, kami tidak terima tiket secara fisik," kata dia.

DE bersama pihak KAI kemudian menghampiri para korban dan menginformasikan bahwa rekrutmen PT KAI itu adalah penipuan belaka.

Saat ini 80 orang korban termasuk DE telah melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Ada tiga pelaku yang kabur kan. Kami berharap mereka segera ditangkap," tuturnya.

Baca juga: 128 Orang Jadi Korban Penipuan Rekrutmen Pegawai PT KAI

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait penipuan modus rekrutmen PT KAI.

"Sudah ada laporan (penipuan modus rekrutmen PT KAI)," ujar Argo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/11/2018).

Polda Metro Jaya menerima satu laporan terkait kasus ini yang mewakili 80 korban penipuan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com