Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjil-Genap Diterapkan di GT Tambun, Warga Diimbau Naik Angkutan Umum

Kompas.com - 04/12/2018, 05:46 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pembatasan kendaraan berdasarkan nomor pelat ganjil dan genap di Gerbang Tol Tambun, Kabupaten Bekasi, mulai diterapkan Senin (3/12/2018) kemarin. Sistem itu berlaku untuk para pengguna jalan dari Tambun menuju Jakarta setiap Senin hingga Jumat dari pukul 06.00 hingga 09.00 WIB kecuali pada hari libur nasional.

Berdasarkan aturan itu, kendaraan berpelat genap hanya boleh melintas pada tanggal genap gerbang tol tersebut. Kendaraan berpelat ganjil juga hanya boleh melintas pada tanggal-tanggal ganjil dalam bulan.

Penerapan sistem ganjil-genap di Gerbang Tol Tambun untuk mengurangi kepadatan kendaraan di tol Jakarta-Cikampek pada jam-jam sibuk. Sistem ganjil-genap sebelumnya telah diterapkan di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur.

Baca juga: Sistem Ganjil-Genap di Gerbang Tol Tambun Dinilai Efektif

"Jadi yang sudah berlaku kan Bekasi Barat dan Timur, itu bisa efektif 30-37 persen berkurang bebannya. Ini dengan ada di Tambun diharapkan bisa tambah kefektifan itu," kata General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman di Bekasi, kemarin.

Belum Ditilang

Penerapan sistem ganjil-genap di Gerbang Tol Tambun masih dalam tahap sosialisasi. Pelanggar belum akan ditilang. Mereka hanya akan dialihkan untuk mencari jalan lain menuju Jakarta.

Tindakan pengalihan dilakukan mulai kemarin hingga 14 Desember 2018.

Sebelumnya, dari 15-30 November lalu telah ada sosialisasi berupa pemasangan banner, spanduk.

"Saat ini masih sosialisasi namun kendaraan kami putar balik (alihkan jika melanggar), pemberlakukan ganjil-genap ini diharapkan dapat lebih meningkatkan efektivitas dari kebijakan tersebut," kata Kepala Induk tol Jakarta-Cikampek Korlantas Polri AKP Stanlly Soselisa.

Ia mengatakan, penilangan bagi pelanggar sistem itu akan mulai dilakukan pada 17 Desember 2018.

"Tanggal 17 Desember kami sudah lakukan penindakan (penilangan), penindakan bagi kendaraan yang tidak sesuai. Setelah diberi sanksi dipersilahkan jalan kembali," ucap Stanlly.

Gunakan Bus Umum

Bepala BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) Bambang Prihatono mengatakan, terkait dengan penerapan sistem ganjil genap itu pihaknya menambah 13 unit bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) di Perumahan Grand Wisata Tambun.

Penambahan bus itu agar pengguna kendaraan pribad beralih ke transportasi umum.

"Kami telah menyiapkan sejumlah angkutan massal, yaitu bus premium, sebagai transportasi pilihan selain kendaraan pribadi bagi masyarakat yang ingin menuju ke arah Jakarta," kata Bambang.

Dengan penambahan bus tersebut, total ada 18 bus premium yang melayani warga Tambun dan sekitarnya.

Baca juga: Ganjil-Genap Diterapkan, BPTJ Tambahkan 13 Bus untuk Warga Tambun

 

Jadwal keberangkatan bus dari Grand Wisata menuju Jakarta dan sekitar dimulai dari pukul 05.20-15.00 WIB. Sementara arah sebaliknya, dari Jakarta ke Tambun dimulai pukul 07.00-18.10 WIB. Tarif bus Rp 15.000.

"Bus itu tujuan Blok M, BSD Tangerang, Kelapa Gading, Mangga Dua, Tanah Abang, Kuningan, Manggarai, Pondok Indah, Harmoni, dan Paragon," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com