Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Hari Ini, Naik Bus Transpatriot Tak Gratis Lagi

Kompas.com - 03/01/2019, 09:38 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Mulai Kamis (3/1/2019) ini, penumpang bus transpatriot Bekasi dikenakan tarif sebesar Rp 4.000 untuk sekali perjalanan. 

"Mulai besok (Kamis ini) berlaku (tarif transpatriot), sudah efektif berjalan," kata Sekretaris Dishub Kota Bekasi Dedet Kusmayadi, Rabu kemarin.

Sosialisasi kepada masyarakat sudah dilakukan, seperti memasang kertas berisi pengumuman bahwa mulai hari ini dikenakan tarif bagi penumpang transpatriot. Pemberitahuan secara lisan dari petugas kepada warga yang naik bus transpatriot di hari-hari sebelumnya juga sudah dilakukan.

Baca juga: Mulai Besok, Bus Transpatriot Tak Lagi Gratis

Bus transpatriot melayani dua rute yakni, Terminal Bekasi-Harapan Indah dan Harapan Indah-Terminal Bekasi. Sebanyak sembilan bus beroperasi di dua rute tersebut.

Transpatriot dioperasikan sejak 26 November 2018. Sejak saat itu hingga Rabu kemarin, tarifnya digratiskan. Bus beroperasi mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Dedet menjelaskan, tarif sebesar Rp 4.000 berlaku untuk umum, termasuk untuk para pelajar.

"Untuk pelajar masih dikenakan tarif yang sama (Rp 4.000) sambil kami lakukan tahap evaluasi," ujar Dedet.

Dia mengatakan, tarif khusus untuk pelajar masih akan dikaji. Soalnya, Pemkot Bekasi juga akan segera mengoperasikan bus sekolah gratis bagi para pelajar.

Pembelian Tiket

Kepala Divisi Transpatriot Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) Nirwan Fauzi mengatakan, untuk teknis pembelian tiket warga mesti masuk ke dalam bus, lalu bayar tiket kepada petugas layanan bus (PLB).

"Masuk terus bayar dulu baru dikasih tiket atau dikasih tiket duluan baru bayar juga tidak apa-apa," kata Nirwan.

Dia menambahkan, untuk sementara pembayaran tiket transpatriot secara tunai di dalam bus. Ke depannya, pembayaran tiket transpatriot akan menggunakan kartu elektronik.

"Kami pakai tiket lama yang sudah terlanjur kami cetak, agar tidak mubazir jadi kami tutup harga tiket lama itu pakai setempel tertera Rp 4.000 per penumpang," ujar Nirwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com