Budi kemudian menyebutkan, biasanya hewan yang baru dipindahkan ke kandang utama membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.
Namun biasanya proses adaptasi itu tak berlangsung lama karena para bayi sudah biasa bertemu dengan manusia.
Baca juga: Alasan Pengunjung Dilarang Beri Makan Hewan di Ragunan...
Yang menjadi Kendala terbesar dalam merawat bayi hewan menurut Budi ialah ketika hewan-hewaan yang dirawatnya jatuh sakit. Penyakit yang biasa menyerang bayi hewan biasanya diare.
Jika menemui kendala seperti itu, Budi langsung berkonsultasi dengan dokter hewan yang ada di Ragunan untuk diberikan pengobatan.
"Tapi tetap kita berusaha dia tetap makan, jangan sampai dia enggak makan karena kekuatannya di makanannya," ujar Budi.
Tak begitu banyak bayi satwa yang di rawat di lokasi tersebut.
Saat ini, Budi sedang merawat empat ekor bayi jalak bali, tiga ekor jalak putih, dua ekor bayi bayan, dan tiga ekor bayi tringgiling.
Selain alasan untuk menjaga populasi satwa agar tak terjadi penumpukan di kandang, bayi-bayi satwa yang dikembangbiakan di Ragunan tetap diupayakan untuk dirawat indukannya di kandang masing-masing.
Hal itu demi menjaga sifat alamiah si hewan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.