DEPOK, KOMPAS.com - Ada sekitar 20 siswa berkebutuhan khusus melaksanakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dan Ujian Nasional Kertas Pena (UNKP) di Depok.
Kepala Sekolah SLBB Dharma Asih, Euis mengatakan, 20 siswa SLB tersebut terbagi menjadi 17 siswa yang mengikuti UASBN dan 3 siswa mengikuti UNKP.
"Perbedaannya yang UASBN soal dari intern sekolah, kalau UNKP soal dari pusat," ujar Euis saat ditemui di Sekolah Dharma Asih, Jalan Bangau Raya, Depok Jaya, Jawa Barat, Senin (1/4/2018).
Baca juga: 10 Siswa SMA di Garut Tak Bisa Ikut UNBK karena Bekerja di Pabrik
Salah satu siswa yang mengikuti UNKP di SLBB Dharma Asih adalah Deka (24).
Ia tampak berjuang agar kompetensi akademiknya diakui negara melalui ujian nasional.
Siswa-siswi berkebutuhan khusus ini mendapatkan perlakukan khusus lantaran keterbatasan fisik.
Baca juga: Jarak Tempat UNBK Jauh, 23 Siswa SMA Ciamis Menginap di Sekolah
"Yang ada di sekolah kita hanya satu orang yang mengikuti ujian nasional, sisanya menyebar di sekolah-sekolah lain," katanya.
Pada hari pertama UN SMA, mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia dengan 50 soal dan waktu pengerjaan dua jam mulai pukul 07.30-09.30.
Untuk memastikan soal-soal dikerjakan tanpa kecurangan, panitia menempatkan dua pengawas dari sekolah yang berbeda.
Baca juga: Jarak Tempat UNBK Jauh, 23 Siswa SMA Ciamis Menginap di Sekolah
Tugas pengawas ujian nasional untuk anak berkebutuhan khusus memang berbeda dengan ujian nasional siswa pada umumnya.
Para pengawas tampak membantu anak-anak memahami soal-soal ujian.