Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Mesin Tiket Otomatis MRT dan KRL

Kompas.com - 12/04/2019, 13:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar mesin tiket otomatis alias vending machine MRT telah berfungsi hingga hari ini.

Pada Senin (15/4/2019) mendatang, rencananya mesin tiket otomatis bakal berfungsi secara menyeluruh.

Sebelumnya, pembelian tiket sekali jalan menggunakan mesin otomatis serupa juga sudah diterapkan di berbagai stasiun kereta rel listrik (KRL) sejak akhir 2015. Meski begitu, terdapat sejumlah perbedaan antara mesin tiket otomatis pada stasiun MRT dengan KRL.

Berikut sejumlah perbedaan yang dirangkum Kompas.com

Tidak melayani refund

Mesin tiket otomatis MRT tidak dilengkapi dengan fitur refund atau pengembalian biaya deposit sebesar Rp 15.000 yang ditaruh ketika pembelian tiket sekali jalan.

Baca juga: Penumpang MRT, Perhatikan Hal Ini sebelum Gunakan Vending Machine!

 

Hal ini berbeda dengan mesin tiket otomatis KRL. Pada mesin otomatis KRL, penumpang dapat mengambil biaya deposit kartu sekali jalan sebesar Rp 10.000.

Akibatnya, penumpang MRT yang hendak melakukan refund mesti mengantre di loket khusus yang telah tersedia di tiap stasiun MRT.

Tidak menerima pecahan Rp 2.000

Mesin tiket otomatis MRT hanya menerima pecahan uang kertas Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, sedangkan untuk uang koin mesin hanya menerima pecahan Rp 1.000 dan Rp 500. Pecahan yang tidak diterima ialah uang kertas Rp 2.000.

Kamaluddin menyebut, pecahan Rp 2.000 seringkali lusuh, sedangkan mesin tiket otomatis MRT tak dapat menerima pecahan uang kertas yang sudah lusuh.

“Yang paling sering lecek, lusuh, itu kan Rp 2.000, ya. Jadi, lebih baik pakai uang koin saja,” ujarnya ketika dihubungi Kompas.com Jumat (12/4/2019) siang.

Baca juga: Mesin Tiket Otomatis MRT Mulai Difungsikan

Meski begitu, mesin tiket otomatis MRT menerima pecahan Rp 50.000, sedangkan mesin tiket otomatis KRL mentok di Rp 20.000.

Namun, ada baiknya menggunakan pecahan yang lebih kecil sebab stok uang kembalian di mesin tiket otomatis MRT kerap habis.

Tidak melayani pembelian tiket pulang-pergi (PP)

Berbeda dengan di stasiun KRL, mesin tiket otomatis MRT tidak melayani pembelian tiket sekali jalan untuk pulang-pergi.

Itu berarti, penumpang yang pergi dari titik A ke B perlu mengantre lagi guna membeli tiket sekali jalan apabila hendak kembali dari titik B ke A.

Tidak ada suara

Mesin tiket otomatis di stasiun KRL memandu pembeli secara lisan melalui speaker yang terpasang pada mesin.

Sementara itu, penumpang MRT yang membeli tiket melalui mesin otomatis perlu membaca panduan yang ditampilkan di layar mesin.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com