Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Tak Dapat, Dasa Wisma PKK DKI Kini Terima Uang Operasional

Kompas.com - 10/05/2019, 13:12 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dasa Wisma atau kelompok ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di DKI Jakarta kini menerima uang operasional.

Dana itu diharapkan bisa digunakan anggota dasa wisma dalam melakukan pendataan.

"Kita secara simbolik memberikan kartu ATM kepada para dasa wisma PKK dalam rangka program pendataan keluarga terpadu satu pintu," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menyerahkan kartu secara simbolis di Gedung PKK Melati Jaya, Kebagusan, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).

Baca juga: Ketua PKK Jabar Ajak Perempuan Perangi Hoaks

Dulunya, dasa wisma tak mendapat uang operasional. Kini mereka menerima Rp 250.000 per bulan tiap orang dan dapat dicairkan setiap tiga bulan sekali.

"Dulu uang pulsa sendiri, menyiapkan kertas dokumen, rapat-rapat itu semuanya dari kantong sendiri. Sekarang pemerintah yang menyiapkan,” ujarnya. 

Selain itu, dasa wisma kini punya tugas baru yakni melakukan pendataan.

Baca juga: Pengurus PKK Makassar Meninggal di Bandara Soekarno Hatta, Wali Kota Danny Ucapkan Dukacita

Pendataan itu nantinya bisa dimanfaatkan berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Sebab, Jakarta tengah berupaya sinkronisasi data lewat program Jakarta Satu.

"Harapannya nanti program bisa sinkron, jadi enggak ada lagi kasus anaknya terima KJP, kemudian kakeknya neneknya tidak masuk dalam data, karena datanya masuk dalam institusi yang berbeda. Padahal sama-sama dari keluarga miskin," ujar Anies. 

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DKI Jakarta Fery Farhati mengatakan, pendataan sebenarnya sudah menjadi beban tugas dasa wisma sejak dulu. Namun, pendataan masih bersifat manual.

Baca juga: PKK Jabar: Perencanaan Kehamilan Jadi Kunci Tekan Angka Stunting

"Dan informasinya hanya dimanfaatkan oleh PKK. Jadi kita berjenjang laporannya dari bawah sampai ke pusat," kata Fery.

Kini, pendataan bisa dilakukan kader dasa wisma dengan menggunakan aplikasi ponsel. Dengan demikian, pendataan lebih mudah dan minim kekeliruan.

"Kalau manual itu direkap dari RT sampai RW banyak kesalahan. Dengan adanya aplikasi, kesalahan bisa diminimalisir kemudian datanya pun lebih bisa dimanfaatkan oleh banyak orang," ujarnya. 

Baca juga: Dukung Pembangunan Pariwisata Semarang, Wali Kota Hendi Andalkan PKK

Dasa wisma adalah himpunan terkecil dari PKK. Masing-masing dasawisma membawahi sepuluh rumah. Mereka bertugas melakukan pendataan dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Orang Tewas Akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas Akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com