Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Diimbau Tak Sahur on The Road, Mengapa?

Kompas.com - 19/05/2019, 15:35 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengimbau masyarakat tidak melakukan kegiatan sahur on the road (SOTR) selama bulan Ramadhan.

Menurut Indra, kegiatan SOTR bisa memicu konflik dan perkelahian antar-kelompok pemuda yang berkumpul.

"Kita mengimbau secara tegas kepada semua masyarakat agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan SOTR mengingat potensi konflik saat berkumpul di pinggir jalan dan hal-hal yang tidak kita inginkan seperti tawuran dan perkelahian," ujar Indra dalam keterangannya, Minggu (19/5/2019).

Baca juga: Ikut Sahur On The Road, Remaja 16 Tahun Tewas Ditusuk Geng Motor

Indra juga menyampaikan, pihaknya telah melakukan upaya preventif berupa patroli rutin dengan melibatkan anggota TNI.

Ia pun meminta peran aktif masyarakat, khususnya orangtua untuk mengawasi kegiatan anak-anaknya saat tengah malam.

"Patroli gabungan, sasarannya adalah ketika melihat orang-orang yang berkumpul, kemudian naik motor beramai-ramai. Kita akan hentikan, mendatangi, kemudian kita imbau mereka untuk membubarkan diri," kata Indra.

Bagi masyarakat yang ingin melakukan kegiatan SOTR, Indra mengimbau kegiatan tersebut dilakukan atas pengawasan polisi.

Sebelumnya diberitakan, terjadi peristiwa penusukan di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/5/2019) pagi.

Peristiwa itu berawal ketika korban berinisial DS (16) dan adiknya sedang mengikuti kegiatan sahur on the road (SOTR). Danu dan adiknya sedang berhenti ketika geng motor itu lewat.

"Tiba-tiba datang melintas rombongan sepeda motor LK yang sebagian pengendaranya ada yang membawa bendera hitam," kata Kanit Reskrim Polsek Setiabudi, Kompol Tri Suryawan.

Baca juga: Polisi Imbau Warga Tidak Sahur On The Road

Sempat terjadi cekcok mulut antara Danu dengan kelompok geng motor tersebut. Adu mulut itu berujung penganiayaan terhadap Danu.

Adapun Danu diseret salah satu anggota geng motor dan ditusuk hingga tewas.

"Korban diseret kemudian ditusuk dengan benda tajam dari punggung belakang sebelah kanan tembus ke paru-paru," ucap dia.

Korban pun dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan taksi. Namun, korban tewas sebelum sampai di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com