JAKARTA, KOMPAS.com - Abdul Rajab (61), pedagang kaki lima di Jalan KH. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat yang dagangannya habis dijarah massa pada kerusuhan 22 Mei 2019 mengaku kaget ketika dirinya dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
Pada Jumat (24/5/2019) siang, Rajab yang sedang duduk meratapi warungnya itu tiba-tiba didatangi seorang anggota kepolisian yang memberitahu bahwa dirinya dipanggil Presiden Joko Widodo.
"Enggak tahu sama sekali, kaget aja tau-tau ada panggilan kemarin. Ada yang nyamperin saya dari Binmas, 'Kamu dipanggil Bapak Presiden, pakaian kau, pakai batik'," kata Rajab saat ditemui di warungnya, Sabtu (25/5/2019).
Baca juga: Cerita Rajab Kehabisan Modal karena Warung Dijarah dan Tabungan Rp 8 Juta Diambil Perusuh 22 Mei
Rajab yang sudah kehilangan barang-barangnya seperti pakaian, alat mandi, dan lainnya itu terpaksa harus meminjam batik kerabatnya untuk pergi ke Istana Negara. Sebab jika harus pulang, rumah Rajab berada di Depok, Jawa Barat.
"Pas kemarin enggak pakai batik. Akhirnya pinjam lah punya teman. Naik mobil patroli, dari sini setengah 3 sore sama Pak Ismail. Sampai istana langsung ketemu Pak Jokowi," ujar Rajab.
Dia menjelaskan, saat bertemu Jokowi, dia ditanyakan kenapa bisa sampai terjarah. Rajab pun menjawab bahwa dirinya sudah pasrah melihat warungnya dijarah.
"Dia (Jokowi) bilang, kenapa bisa kena jarah? Kami bilang, massa banyak, sudah enggak ketolong. Kami pertahankan juga nanti kami yang jadi korban. Kenapa bisa terjadi ya? Kata dia, yang dijarah orang kecil lagi," tutur Rajab.
Baca juga: Dagangan Dibakar Massa, Ismail dan Rajab Diundang ke Istana
Pertemuan Rajab dengan Jokowi pun berlangsung sekitar 25 menit. Setelah itu, Rajab dan korban penjarahan lainnya bernama Ismail diantar pulang ke rumahnya masing-masing.
Rajab bercerita, akibat kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei itu, dirinya mengaku mengalami kerugian hingga Rp 50 juta. Seluruh dagangannya ludes tak tersisa.
"Sisir saya aja sampai diambil juga, Pak," ujar Rajab.
Sebelumnya, kericuhan terjadi sejak Selasa (21/5/2019) hingga Kamis (23/5/2019) dini hari. Kerusuhan terjadi pasca-aksi unjuk rasa massa di depan Kantor Bawaslu RI, tepatnya di perempatan Sarinah, Jakarta Pusat.
Akibat kerusuhan itu, sejumlah fasilitas umum di jalan tersebut rusak termasuk Pos Polisi Sabang di Jalan KH. Wahid Hasyim.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.