Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pencari Suaka Mengadu Saat Ditemui Ketua DPRD DKI Jakarta

Kompas.com - 09/07/2019, 20:15 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meninjau para pencari suaka yang menginap di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019) malam.

Dalam kesempatan ini, para pencari suaka mengadu dan mengeluh kepada Prasetyo.

"Sudah satu tahun kami tidur di tenda di Kalideres tapi enggak ada (kepastian). Kami lagi tunggu IOM (International Organization for Migration). IOM kasih uang, tempat, sama RS-nya gratis. Kami enggak boleh kerja," ucap salah satu pencari suaka asal Afghanistan Nilofar kepada Prasetyo.

Wanita yang sudah berada di Indonesia selama satu tahun ini mengatakan, mereka tidak tahu akan sampai kapan berada di sini.

Baca juga: Satpol PP Ungkap Alasan Sulitnya Tertibkan Pencari Suaka yang Tempati Trotoar Kebon Sirih

"Tapi ini kami enggak tahu tinggal di Indonesia buat berapa lama. Kami enggak tahu juga sampai kapan (di Indonesia), tolong kami," kata dia.

Nilofar mengungkapkan bahwa IOM saat ini sudah tak memiliki biaya untuk hidup mereka.

Prasetyo pun berjanji untuk memberikan tempat tinggal bagi mereka. Pras akan meminta pemprov DKI Jakarta untuk memfasilitasi.

"Siapkan tempat kita kan banyak panti sosial banyak ya yang baik yang layak. Bicara masalah politis ini permasalahan politis bukan pemda DKI tapi negara ini," ucap Prasetyo.

"Tolong ditindaklanjuti karena ini enggak bagus, ini mengganggu semua fasilitas umum," tambahnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta sedang mencarikan tempat tinggal untuk pencari suaka asal Afghanistan dan Somalia yang menduduki trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Carikan Tempat Tinggal untuk Pencari Suaka di Trotoar Kebon Sirih

"Kami Pemprov diminta bukan bantuan makan, tapi bantuan tempat yang sekarang kami lagi carikan di mana bagusnya," ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri di Jalan Kebon Sirih, Selasa (9/7/2019).

Taufan menjelaskan, para pencari suaka itu tidak bisa ditempatkan di panti-panti sosial milik Dinas Sosial DKI Jakarta. Sebab, panti-panti itu dikhususkan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang telantar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com