JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meninjau para pencari suaka yang menginap di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019) malam.
Dalam kesempatan ini, para pencari suaka mengadu dan mengeluh kepada Prasetyo.
"Sudah satu tahun kami tidur di tenda di Kalideres tapi enggak ada (kepastian). Kami lagi tunggu IOM (International Organization for Migration). IOM kasih uang, tempat, sama RS-nya gratis. Kami enggak boleh kerja," ucap salah satu pencari suaka asal Afghanistan Nilofar kepada Prasetyo.
Wanita yang sudah berada di Indonesia selama satu tahun ini mengatakan, mereka tidak tahu akan sampai kapan berada di sini.
Baca juga: Satpol PP Ungkap Alasan Sulitnya Tertibkan Pencari Suaka yang Tempati Trotoar Kebon Sirih
"Tapi ini kami enggak tahu tinggal di Indonesia buat berapa lama. Kami enggak tahu juga sampai kapan (di Indonesia), tolong kami," kata dia.
Nilofar mengungkapkan bahwa IOM saat ini sudah tak memiliki biaya untuk hidup mereka.
Prasetyo pun berjanji untuk memberikan tempat tinggal bagi mereka. Pras akan meminta pemprov DKI Jakarta untuk memfasilitasi.
"Siapkan tempat kita kan banyak panti sosial banyak ya yang baik yang layak. Bicara masalah politis ini permasalahan politis bukan pemda DKI tapi negara ini," ucap Prasetyo.
"Tolong ditindaklanjuti karena ini enggak bagus, ini mengganggu semua fasilitas umum," tambahnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta sedang mencarikan tempat tinggal untuk pencari suaka asal Afghanistan dan Somalia yang menduduki trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Carikan Tempat Tinggal untuk Pencari Suaka di Trotoar Kebon Sirih
"Kami Pemprov diminta bukan bantuan makan, tapi bantuan tempat yang sekarang kami lagi carikan di mana bagusnya," ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri di Jalan Kebon Sirih, Selasa (9/7/2019).
Taufan menjelaskan, para pencari suaka itu tidak bisa ditempatkan di panti-panti sosial milik Dinas Sosial DKI Jakarta. Sebab, panti-panti itu dikhususkan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang telantar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.