Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petani Pergi Haji, Rela Jual Tanah Hingga Gagal Berangkat Bersama Istri

Kompas.com - 10/07/2019, 13:31 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi setiap umat muslim di dunia termasuk untuk warga negara Indonesia.

Tak terkecuali bagi Supandri (59), warga Kabupaten Tangerang, yang saat ini menjadi jemaah haji kloter 4 Provinsi Banten. Supandri yang merupakan seorang petani ini bersyukur dirinya bisa segera menunaikan ibadah haji.

"Saya tani dari kecil saya sudah tani di kampung. Tani padi saja saya," kata Supandri saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2019).

Bagi Supandri, ibadah naik haji merupakan panggilan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Siapapun bisa pergi ke tanah suci Mekkah asalkan punya niat yang kuat untuk ibadah haji.

"Namanya pergi haji itu panggilan, mau lagi enggak ada uang kalau sudah takdirnya pasti berangkat, kalau lagi ada uang tapi belum takdirnya ya belum berangkat," ujar Supandri.

Baca juga: Menabung Sejak 1965, Kakek 92 Tahun dan Istrinya Akhirnya Berangkat Haji

Supandri pun harus rela menjual tanah garapan taninya yang memiliki luas 5.000 meter persegi berada di Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang untuk membiayai ibadah haji bersama sang istri.

Dari jual tanah, dia mendaftarkan diri bersama istrinya untuk ibadah haji pada tahun 2012. Setelah menunggu antrean selama 7 tahun, dirinya akhirnya dipanggil untuk melaksanakan ibadah haji.

"Saya jual tanah tahun 2012 dapat sekitar Rp 150 juta, Rp 90 juta saya buat ibadah haji berdua sama istri saya. Sisanya saya bagikan ke anak-anak saya saja. Saya tunggunya saja 7 tahun baru dipanggil ini," ujar Supandri.

Baca juga: Di Pamekasan, Balita Usia 1 Tahun Sudah Didaftarkan Haji

Meski segera berangkat haji, Supandri harus rela tidak jadi melaksanakan rukun Islam ke-5 dengan sang istri. Pasalnya, sang istri gagal berangkat ke tanah suci pada tahun ini karena menderita sakit tumor anus dan harus menjalani operasi.

Padahal, sang istri sudah mengikuti segala prosedur untuk menjalani ibadah haji. Namun saat detik-detik terakhir, dia harus laksanakan operasi penyakit tumornya dan kini sedang dalam pemulihan.

"Operasi tumor di bagian anus stadium 1. Sakitnya dua bulan, sudah ke rumah sakit 2 kali, hasilnya minim semua. Enggak ada hasilnya sudah pakai obat apa saja, pengobatan 7 bulan baru ketahuan sakitnya di anus. Selama 7 bulan itu sudah manasik dan dia ikut manasik. Sudah sampai biometrik, tinggal ke sini doang," ujar Supandri.

Dengan gagalnya sang istri berangkat ke tanah suci, Supandri harus rela menunaikan ibadah haji seorang diri. Sedangkan sang istri harus menunda keberangkatannya ke tanah suci hingga tahun 2020.

"Saya enggak apa-apa berangkat sendiri, Insya Allah saya siap fisik, saya siap saya biasa macul di kampung Insya Allah kuat," ujar Supandri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com