Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPD Terpilih dari DKI Tak Setuju Ibu Kota Negara Dipindah

Kompas.com - 25/07/2019, 15:50 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih dari daerah pemilihan DKI Jakarta tidak setuju ibu kota negara Indonesia dipindahkan dari Jakarta.

Empat anggota DPD yang terpilih pada Pemilu 2019 itu ialah Jimly Asshiddiqie, Sabam Sirait, Fahira Idris, dan Sylviana Murni.

"Kami berempat sepakat bahwa kami anggota DPD Provinsi DKI Jakarta tidak setuju jika ibu kota dipindahkan ke Kalimantan, daerah lain," kata Fahira di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (25/7/2019).

Mereka menolak pemindahan ibu kota RI karena alasan biaya. Pemindahan ibu kota membutuhkan dana besar.

Baca juga: Bappenas: Kesenjangan Ekonomi Jadi Alasan Pemindahan Ibu Kota

"Mendirikan sebuah ibu kota negara akan triliunan keluar uang. Kita lebih memerlukan (uang tersebut untuk) yang lain daripada itu. Kedua, ibu kota ini sudah baik," kata Sabam dalam kesempatan sama.

Menurut Fahira, uang yang dialokasikan untuk pemindahan ibu kota bisa digunakan untuk hal lain yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Contohnya, untuk jaminan kesehatan warga melalui program BPJS Kesehatan.

"Banyak yang harus dibangun, soal kesejahteraan, BPJS seperti apa. Menurut saya, pemerintah menjawab dulu permasalahan krusial yang menyangkut masyarakat. Untuk pemindahan (ibu kota) lebih baik tidak sekarang," ucapnya.

Setelah dilantik pada 1 Oktober 2019, anggota DPD Dapil DKI Jakarta itu akan mencari tahu anggota DPD dari dapil lain yang memiliki pandangan sama. Mereka kemudian akan menyuarakan penolakan itu kepada eksekutif.

Baca juga: Pemerintah Ajak Swasta Bangun Ibu Kota Baru

"Kami selalu menyuarakan bahwa kami tidak setuju," kata Fahira.

Pada hari ini, Fahira, Sabam, Jimly, dan Silviana menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI. Mereka bersilaturahmi dengan Anies sebelum duduk di Senayan.

"Ini pertemuan awal. Mudah-mudahan seterusnya kami bisa bersinergi," kata Jimly.

Rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke lokasi lain kembali dibicarakan sejak Presiden Joko Widodo menggelar rapat tertutup di Istana Kepresidenan pada 29 April.

Hingga kini, pematangan rencana pemindahan ibu kota masih dilakukan oleh pemerintah pusat dan berkoordinasi dengan berbagai kementerian juga pemerintah daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com