Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Keluhan soal Minimnya Mesin EDC di Bus, Ini Kata Transjakarta

Kompas.com - 30/07/2019, 09:54 WIB
Anastasia Aulia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar keluhan pengguna bus transjakarta di Facebook lantaran harus menyediakan tiga kartu dari tiga bank berbeda agar bisa membayar dengan sistem cashless di Transjakarta rute non-BRT (bus rapid transit).

Keluhan yang dimaksud dibuat oleh warganet lewat Facebook dengan nama akun Jonminofri Nazir.

Adapun, rute non-BRT sendiri merupakan rute di luar koridor yang bisa digunakan penumpang tanpa harus masuk ke dalam halte.

Penumpang bisa menggunakan bus dengan rute non-BRT ini dari pinggir jalan di titik yang telah ditentukan.

"Hampir setiap hari saya naik Transjakarta. Saya menyiapkan tiga kartu pembayaran cashless dari tiga bank berbeda karena saya naik TJ tidak dari halte. E-money untuk S22 (Ciputat-Kampung Rambutan), Flash BCA untuk S21 (Ciputat-Tosari), dan TapCash BNI untuk D41 (Lebak Bulus-Universitas Indonesia Depok)" bunyi keluhan di akun Jonminofri Nazir pada postingannya, Senin (29/7/2019).

Baca juga: Bus-bus Transjakarta Terbengkalai di Ciputat dan Bogor Imbas Pengadaan yang Bermasalah

Pengguna yang tidak memiliki kartu sesuai dengan mesin EDC (electronic data capture) yang disediakan pun akan diminta untuk membayar secara tunai.

Hal ini juga menjadi sorotan dalam postingan tersebut. Pemilik akun khawatir akan terjadi korupsi karena uang tunai yang dibayarkan akan melewati beberapa pintu sebelum sampai ke rekening PT Transportasi Jakarta.

Tanggapan Transjakarta

Pihak PT Transportasi Jakarta mengakui telah mengonfirmasi masalah ini dan mengatakan sedang memperluas penggunaan mesin tap on bus rute non-BRT.

"Sudah kami konfirmasi dan memang sedang kami persiapkan mesin tap on bus. Artinya tidak menggunakan mesin EDC lagi. Tapi ini kan bertahap" ujar Kepala Humas Transjakarta Wibowo, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (30/7/2019).

Penggunaan mesin EDC sendiri disediakan oleh bank, bukan PT Transportasi Jakarta. Sehingga yang bisa dilayani dengan mesin EDC hanya bank-bank tertentu saja. Meski demikian, dia menjamin tidak ada peluang korupsi bagi pegawai Transjakarta di lapangan.

Baca juga: Pemprov DKI Berencana Gugat Pemasok Transjakarta 2013, Ini Kata INKA

"Kalau korupsi (dalam sistem cash) ya tidak mungkin, setiap pembayaran ada tiket. Banyak lah cara lain kita melakukan pengawasan" ungkap Wibowo.

Menurutnya sudah banyak layanan rute non BRT yang menggunakan mesin tap on bus. Beberapa di antaranya adalah rute DA 1 (Dukuh Atas - Sam Ratulangi), rute DA 2 (Dukuh Atas - Tanah Abang), rute DA 3 (Dukuh Atas - Kuningan dan rute DA 4 (Dukuh Atas - Kota).

Tarif yang dikenakan pada Transjakarta yang menggunakan sistem tap on bus pun sama yaitu Rp 3.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com