Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso: Bekasi Tetap di Jabar, Tata Ruang Ditata bersama Jakarta

Kompas.com - 26/08/2019, 17:18 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tidak setuju dengan wacana Kota Bekasi bergabung dengan Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Sutiyoso, Bekasi harus tetap berada di bawah Provinsi Jawa Barat. Namun, tata ruang Bekasi bisa ditata bersama-sama dengan Jakarta dan daerah sekitar Ibu Kota.

Sutiyoso menyebut hal itu sebagai konsep megapolitan.

"Bekasi masih tetap di bawah Jabar, (seperti) Depok, Bogor. Tangerang di bawah Banten itu masih secara administrasi. Tapi, tata ruang kita tata bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah," ujar Sutiyoso di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).

Baca juga: Wacana Bekasi Gabung Jakarta, antara Kecemburuan Sosial, Tergiur APBD, Kesamaan Sejarah dan Kultur

Sutiyoso mengaku sudah memikirkan konsep megapolitan saat dia menjabat sebagai gubernur DKI. Dia meninggalkan konsep itu di Balai Kota DKI saat tak lagi menjabat sebagai gubernur.

"Dulu itu kan aku sudah pikir panjang masalah konsep megapolitan. Megapolitan itu kan menggabungkan tata ruang, bukan secara administrasi," kata pria yang akrab disapa Bang Yos itu.

Jika Jakarta dan kota-kota di sekitarnya berjalan sendiri-sendiri dalam mengatur tata ruang wilayahnya, kata Sutiyoso, kota-kota di sekitar Jakarta tidak akan merasakan pembangunan.

Kota-kota bersangkutan hanya mendapatkan dampak negatif dari pembangunan itu.

"Dia (Bodetabek) akan dapat madunya kalau digabung megapolitan. Nanti pembangunan akan bergeser ke tempat dia kan, transportasi bisa menyatu, bisa satu sistem. Banjir kita bisa selesaikan bersama," ucap Sutiyoso.

Baca juga: Gabung Jakarta, Bekasi Harap Tak Ada Lagi Setoran Bea Balik Nama Kendaraan

Beberapa waktu belakangan ini, isu pemekaran Provinsi Bogor Raya banyak diperbincangkan. Ide ini tercetus dari perbincangan Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Bogor Ade Yasin.

Dalam gagasan tersebut, Ade Yasin berencana mengajak 10 kota dan kabupaten untuk turut bergabung dalam provinsi anyar itu, yakni Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.

Menanggapi itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi justru mengatakan, Bekasi lebih cocok bergabung dengan Jakarta.

Pepen, sapaan Rahmat Effendi, beralasan, secara kultur, Bekasi lebih dekat dengan Jakarta melalui kesamaan budaya Betawi ketimbang dengan Bogor maupun Sukabumi di Provinsi Bogor Raya.

"Saya enggak tahu, tapi kemarin ada yang gagas, siapa ya, (Bekasi) jadi Jakarta Tenggara," kata Pepen, Jumat (16/8/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com