Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Seputar Kematian Karyawan Rumah Potong Ayam di Depok

Kompas.com - 29/08/2019, 10:59 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Jenazah pria yang ditemukan di dekat Jembatan Kali Pak Bango, Jalan Pulo Mangga, RT 003 RW 003, Grogol, Limo, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (28/8/2019) kemari diduga merupakan korban pembunuhan. Identitas jenazah itu belakangan diketahui Hasbulloh (37), karyawan sebuah rumah potong ayam.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, jenazah Hasbulloh ditemukan dalam kondisi terluka. Ada luka terbuka di di leher dan perut kanan. Sementara luka lebam terdapat di bawah mata kiri dan di atas pelipis kiri, serta di sekujur tubuh. 

Baca juga: Kasus Pembunuhan Karyawan Pemotongan Ayam di Depok, Polisi Periksa Tujuh Saksi

Polisdi masih menyelidiki kasus tersebut dan mencari pelaku.

Berikut adalah fakta yang terungkap kemarin terkait kasus pembunuhan itu: 

1. Sepeda motor ditemukan terpisah dari jenazah

Kapolres Depok AKBP Azis Andriansyah mengatakan, sepeda motor milik Hasbulloh dan jenazah Hasbulloh ditemukam terpisah. Jenazah ditemukan di dekat Jembatan Kali Pak Bango, Jalan Pulo Mangga RT 003 RW 003, Grogol, Limo, Depok, Jawa Barat.

Sementara sepeda motor korban ditemukan di kebun kosong yang tak jauh dari lokasi penemuan jenazah.

Polisi juga menemukan pecahan batu di sekitar lokasi jenazah ditemukan. Ada pula sandal jepit, kaus, gagang pisau yang dijadikan alat bukti kuat bahwa Hasbulloh merupakan korban pembunuhan.

2. Tas Hasbulloh hilang 

Azis mengatakan, tas milik Hasbulloh hilang. Menurut keterangan keluarga dan rekan kerja Hasbulloh, saat pergi korban membawa tas.

"Tas itu sekarang belum ditemukan, kemungkinan tas dan isinya tersebut yang jadi motivasi pelaku menghabisi korban," ujar Azis.

Azis tak mengetahui apa isi tas korban yang hilang itu. Ia menduga ada barang berharga yang menjadi incaran.

Baca juga: Ditemukan Terluka, Jenazah Pria di Depok Diduga Korban Pembunuhan

Biasanya tas itu digunakan Hasbulloh untuk membawa uang hasil kerjanya.

3. Periksa 7 Saksi

Untuk mengungkap kasus itu, polisi memeriksa tujuh saksi. Ketujuh saksi yang telah diperiksa yakni istri Hasbulloh dan keluarga korban yang, serta saksi mata peristiwa tersebut.

"Selain itu ada juga barang bukti yang ada di TKP kami periksa, ada gagang pisau yang akan kami cocokan dengan produk dari mana," ujar Azis.

Untuk sementara Azis menduga kematian Hasbulloh karena dirampok.

"Diduga dirampok atau dibegal," ucapnya.

Namun, ia belum memastikan ada berapa orang yang menjadi pelaku pembunuhan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com