Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diobservasi, Tiga Anjing Milik Bima Aryo Dievakuasi Petugas

Kompas.com - 03/09/2019, 14:25 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga ekor anjing milik presenter televisi Bima Aryo dibawa Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP), Selasa (3/9/2019).

Salah satu anjing tersebut menyerang hingga tewas seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Yayan (35).

Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Sudin KPKP Jakarta Timur Irma Budiani mengatakan, petugas mengevakuasi tiga anjing milik Bima, yakni dua jenis malinois belgian dan satu jenis pudel.

Baca juga: Kronologi ART Tewas Diterkam Anjing Malinois Belgian di Cipayung

Ketiga anjing dibawa untuk diobservasi karena belum diketahui anjing mana yang menerkam Yayan.

Observasi sekaligus untuk mengetahui apakah anjing tersebut mengidap rabies atau tidak.

"Jadi hari ini kita bawa semua anjingnya. Karena dua-duanya ini anjing menyerang, semuanya kita bawa, kita enggak tahu mana yang menggigit. Kata yang punya dibawa saja dua-duanya diobservasi," kata Irma di kediaman Bima di Jalan Langgar, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa.

Baca juga: Fakta-fakta tentang Kasus Anjing Serang ART hingga Tewas

Kandang anjing milik presenter televisi Bima Aryo yang menerkam pembantu rumah tangga bernama Yayan hingha tewas, Jumat (30/8/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Kandang anjing milik presenter televisi Bima Aryo yang menerkam pembantu rumah tangga bernama Yayan hingha tewas, Jumat (30/8/2019).

Irma menambahkan, anjing tersebut akan diobservasi selama 14 hari. Namun, jika dalam dua hari observasi anjing tersebut mati, sudah dipastikan mengidap rabies.

"(Proses) Observasi dua pekan, dalam dua hari anjing mati kita curiga dengan rabiesnya. Sejak Oktober 2004 Jakarta Timur sudah bebas rabies. Setiap anjing yang gigit kita tetap curiga dengan rabiesnya," ujar Irma.

Baca juga: Malinois Belgian yang Serang ART di Cipayung hingga Tewas merupakan Tipe Anjing Pemburu

Sebelumnya, Bima mengaku tidak tahu anjing mana yang menyerang Yayan. Ia tak menyangka jika serangan anjingnya berakibat sefatal ini.

"Kami enggak tahu dari dua anjing itu siapa yang menggigit. Belum tentu Sparta karena itu (kejadian penyerangan) malam hari. Ada bibi di situ, dia pun enggak tahu yang mana," ujar Bima saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Bima melanjutkan, kejadian ini terjadi satu hari sebelum ia melangsungkan pernikahan. Setelah menikah, ia dan istri langsung pergi bulan madu.

"Yang pasti saya sendiri tidak tahu-menahu kejadian itu seperti apa. Yang saya bisa kasih tahu adalah bahwa keluarga korban sudah datang, sudah mediasi sama mereka, sudah mendapat jalan terbaik. Jenazah pun sudah dibawa pulang," katanya.

Ia membantah jika anjingnya disebut rabies. Sebab, ia mengaku selalu memeriksa kondisi kesehatan anjingnya dan memberikan vaksin yang lengkap.

"Nah saya juga enggak tahu nih ini kenapa kok tiba-tiba, apakah tiba-tiba ada yang kaget atau teriak yang memicu dia untuk menggigit, kita enggak tahu. Karena dia pun kalau misal gigit enggak sefatal ini," ujar Bima.

Berdasarkan pemeriksaan saksi yang merupakan keluarga TD, diduga TD memerintahkan Yayan untuk memberi makan anjingnya yang berjenis malinois belgian itu.

Yayan sempat menolak karena takut. Namun, karena merasa tidak enak lantaran ia baru dua minggu bekerja, Yayan akhirnya menuruti perintah TD.

Saat membuka kandang anjing, Yayan langsung diserang anjing tersebut hingga mengalami luka serius.

Yayan yang bersimbah darah langsung dilarikan ke Rumah Sakit Adhyaksa. Namun, karena lukanya parah, korban dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramatjati.

Sesampainya di RS Polri, korban meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com