Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Gemuk Dinilai Belum Tentu Bisa Kalahkan Calon dari PKS dalam Pilkada Depok

Kompas.com - 16/09/2019, 11:22 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Kota Depok, Bernhard menilai, koalisi gemuk yang sedang digagas oleh PDI Perjuangan untuk melawan Partai Keadilan Sejahtera dalam Pilkada Depok sulit untuk menang.

"Dapat dipastikan koalisi besar yang dibangun menghadap PKS sulit untuk menang," ujar Benhard melalui keterangan tertulisnya, Senin (16/9/2019).

Meski belum ditentukan siapa yang nantinya diusulkan menjadi calon wali kota dan wakil wali kota dari partai petahana ini, Benhard menilai PKS sudah memiliki jaringan yang kuat.

Mulai dari alim ulama, tokoh masyarakat, hingga ke kalangan rukun tetangga (RT) maupun rukun warga (RW) yang ada di Depok.

"Kemudian massa pemilih PKS memiliki soliditas dan solidaritas yang kuat serta memiliki militansi. Bahkan pemilih PKS tidak cenderung transaksional," kata Benhard.

Baca juga: Kata Demokrat soal Ajakan Bentuk Koalisi Gemuk dari PDI-P di Pilkada Depok

Sebagai partai yang selama ini menguasai Depok, PKS memanfaatkan itu untuk melakukan konsilidasi dan membangun simpul-simpul politik dari segala elemen masyarakat. Itu membuat calon yang diusung PKS menjadi sulit untuk dikalahkan.

"Berbeda dengan partai politik pesaingnya (PDI Perjuangan) yang cenderung pragmatis dan transaksional. Bahwa koalisi yang dibangun oleh partai politik di luar PKS sulit akan menjadi pemenang dalam Pilkada 2020 nanti," ucap Bernhard.

Bernhard juga menilai, jaringan PDI-P di akar rumput kurang kuat.

"Parpol koalisi tidak pernah konsolidasi dan membangun jaringan di akar rumput. Sulit untuk menang, dalam kontestasi Pilkada 2020 nanti," kata dia.

Untuk menggeser kedudukan PKS, Bernhard menyarankan untuk partai PDI-P dan partai lainnya yang hendak membentuk koalisi gemuk untuk memperkuat infrastruktur partai sampai ke tingkat RW.

Baca juga: PKB Pesimistis Koalisi Gemuk Bisa Dibentuk untuk Lawan PKS di Pilkada Depok

Selain itu juga, koalisi gemuk ini harus melakukan rekruitmen kepada tokoh-tokoh elemen masyarakat dengan menawarkan program riil kepada masyarakat .

Adapun program yang bisa ditawarkan yakni perbaikan ekonomi kerakyatan, persoalan pengangguran, pendidikan gratis untuk orang miskin, seragam dan buku sekolah gratis, dan perbaikan kesehatan rakyat yang tidak mampu.

"Kemudian koalisi gemuk ini juga harus membuat daftar isu- isu politik yang strategis dan membangun penggalangan opini publik secara terus menerus lewat media," tuturnya.

Wacana membentuk koalisi gemuk yang digagas Partai PDI Perjuangan untuk menghadapi Pilkada Depok semakin santer terdengar. Namun sampai saat ini belum diketahui siapa saja partai yang akan masuk ke dalam koalisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com