Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog UI: Kehidupan Bertetangga Tidak Bisa Terganti oleh Interaksi Dunia Maya

Kompas.com - 23/09/2019, 16:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan bertetangga di Jakarta dan sekitarnya disebut kian renggang hari ini.

Menurut sosiolog Universitas Indonesia Ida Ruwaida, hal ini tercipta karena pola kehidupan orang-orang urban sudah terkikis oleh pekerjaan setiap hari. Nyaris tidak ada waktu bagi interaksi sosial dengan tetangga.

"Semakin masyarakatnya rasional, lebih berpikir tentang waktu dan berorientasi pada diri sendiri, memang untuk memperhatikan kehidupan sosialnya makin terbatas," jelas Ida melalui telepon, Senin (23/9/2019).

Baca juga: Cerita 3 Keluarga Bertetangga di Denpasar yang Anggota Keluarganya Lumpuh

"Di Depok misalnya, dia butuh waktu, untuk perjalanan ke Jakarta, pulang sudah malam. Situasi seperti itu kan, mereka dalam hari-hari kerjanya sibuk dengan diri sendiri. Akhir pekan, mereka mengutamakam keluarga daripada komunitas sekitarnya," ia menambahkan.

Menurut Ida, renggangnya hubungan bertetangga ini memang seolah dapat diganti dengan interaksi sosial melalui internet.

Dari sisi psikologis, hilangnya hubungan dengan tetangga mungkin tak jadi masalah berarti karena orang-orang urban masih punya rekan berbincang di jagat maya.

Akan tetapi, kecenderungan virtual society sejenis itu tetap tak mampu menggantikan pentingnya kehadiran fisik tetangga.

Baca juga: Bertetangga dengan Pendiri Facebook Ternyata Menyebalkan

Justru, Ida menilai, keberadaan tetangga kian penting untuk mengawasi satu sama lain untuk mengantisipasi seandainya terjadi petaka.

"Ketika masyarakat semakin digital, virtual society, masyarakatnya kan enggak nyata. Sementara kehidupan kita nyata. Kalau ada yang perlu dibantu, kita ini makhluk sosial yang punya kebutuhan yang tidak bisa kita penuhi tanpa keberadaan orang lain. Kehadiran tetangga jadi perlu, karena dia kehadiran yang nyata," urai Ida.

Ida menilai, belum terlambat bagi kalangan urban seperti di Jakarta untuk memulai kembali hubungan dengan tetangga masing-masing. Di beberapa kota modern dunia pun, kesadaran sejenis ini tengah merebak.

"Kuncinya ya kita dengan membuka diri. Saling membuka diri. Apalagi kita bisa saling menyapa. Kita ramah, mereka akan ramah sebagaimana jika mereka ramah, kita juga akan ramah. Dari sana bisa tercipta lagi hubungan yang lekat dengan tetangga. Walaupun sama-sama sibuk, tetapi juga bisa sama-sama memperhatikan," tutup Ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com