Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Petani Juga Unjuk Rasa di DPR tetapi Tuntutan Mereka Beda

Kompas.com - 24/09/2019, 10:41 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) ikut dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

Namun unjuk rasa SPI ini punya tuntutan yang berbeda dengan para mahasiswa yang menginginkan agar RKUHP atau Rancangan KUHP dibatalkan oleh DPR. SPI menuntut agar DPR RI menghentikan pembahasan lima rancangan undang-undang (RUU) yang menyangkut pertanian.

“Kami mau DPR hentikan pembahasan dan rencana pengesahan RUU yang berkaitan dengan petani dan masyarakat desa. Paling tidak ada lima RUU yang akan dibahas dan rencananya disahkan dalam beberapa sidang paripurna di akhir masa jabatan DPR ini,” ujar Sekertaris DPP SPI, Agus Ruli, di depan Gedung DPR, Senin.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Berkumpul di Senayan, Bersiap Menuju Gedung DPR

Lima RUU yang berkaitan dengan pertanian tersebut yaitu RUU Pertanahan, Perkoperasian, Karantina, Sistem Pertanian Berkelanjutan, dan Sumber Daya Air.

Agus mengatakan, ada beberapa poin dari lima undang-undang itu yang melarang kebebasan petani untuk bertani.

Misalnya, biasanya para petani membudidayakan dan menabur benih. Namun, dalam RUU yang ada, menabur benih justru dibatasi hanya per wilayah.

“Padahal budaya kita, petani itu ada saudara di berbagai wilayah, itu bisa tukar benih, eh sekarang itu dibatasi,” kata

Para petani juga menolak adanya wajib lapor apabila menabur benih. Menurut dia, pemerintah harusnya proaktif dan memfasilitasi para petani agar berbudidaya menghasilkan benih-benih yang unggul.

“Dan upaya itu sendiri diwajibkan untuk lapor. Padahal menurut kami, itu seharusnya pemerintah yang proaktif, mendorong dan memfasilitasi supaya petani itu bisa berbudidaya menghasilkan benih-benih yang lebih unggul,” ujar dia.

Pada hari ini, mahasiswa dari bagai universitas juga menggelas aksi unjuk rasa di depan DPR. Namun aksi para mahasiswa itu berkaitan dengan rencana DPR RI mengesahkan RKUHP pada hari ini.

Para mahasiswa menolak rencana pengesahan RKUHP itu karena adanya sejumlah pasal yang dinilai kontroversial. 

Baca juga: Demo di Depan DPR, Polisi Ingatkan Batas Waktunya hingga Pukul 18.00 WIB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com