JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak lima mahasiswa terkapar di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2019), akibat kehabisan oksigen setelah terkena asap gas air mata saat perjalanan balik dari aksi di depan Kompleks Parlemen Senayan.
Seperti dikutip Antara, lima mahasiswa tersebut terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan yang berasal dari pergurungan tinggi berbeda.
Tiga mahasiswa asal STMIK Bani Saleh Bekasi, satu mahasiswa dari STIKES Bani Saleh, dan satu orang mahasiswa dari ISIP Jakarta.
Baca juga: Pukul 18.15 WIB, Massa Mahasiswa Didorong Menjauh dari DPR, Api Berkobar di Beberapa Lokasi
Lima mahasiswa itu mengeluhkan sesak nafas, batuk, lemas dan pusing. Selanjutnya petugas Stasiun Palmerah membantu memberikan perawatan medis.
Dua orang mahasiswa laki-laki ditandu karena kondisinya cukup lemah. Sementara tiga mahasiswa lainnya dibopong ke pintu masuk stasiun yang dijadikan posko darurat.
Tiga tim medis Stasiun Palmerah memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswa yang mengalami sesak nafas, pusing dan lemas.
Baca juga: Demo Mahasiswa di Depan DPR, Massa Rusak Water Canon, Pagar, hingga Kawat Berduri
Irma (21) mahasiswa STMIK Bani Saleh Bekasi mengaku terkena asap gas air mata saat berjalan pulang dari DPR RI ke Stasiun Palmerah.
"Saya tadi kena asapnya gas air mata, padahal kita sudah berjalan pulang, langsung mual, perih dan sesak nafas," kata Irma.
Kerusuhan pecah berawal dari sekelompok mahasiswa yang memaksa masuk Kompleks Parlemen dengan memanjat pagar.
Polisi kemudian menyemprotkan air dengan water canon dan menembakan gas air mata ke arah massa yang berkumpul di depan pagar.
Kerusuhan berlangsung hingga Selasa malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.