Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seto Mulyadi: Kondisi Keluarga dan Sekolah Jadi Alasan Pelajar Ikut Demo

Kompas.com - 25/09/2019, 22:04 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyebutkan, para pelajar berusia di bawah 18 tahun masih mudah terpengaruh informasi hoaks di media sosial. Kehidupan keluarga juga berpengaruh pada kondisi psikologi pelajar untuk menyaring informasi.

"Kadang-kadang keluarga yang tidak kompak, tidak rukun, mudah sekali terpengaruh apakah dalam tindakan-tindakan seperti seks bebas, narkoba, LGBT, dan radikalisme," kata Seto di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).

Seto mengemukakan hal itu terkait dengan keterlibat para pelajar dalam aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI hari ini. Para pelajar itu tampaknya mendapat ajakan lewat media sosial untuk ikut aksi unjuk rasa. 

Baca juga: Demo Pelajar Rusuh, Ini Instruksi Disdik DKI kepada Sekolah

Seto menjelaskan, tekanan yang diterima pelajar di sekolah juga bisa mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Mereka lalu mencari hiburan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, seperti aksi unjuk rasa.

"Mungkin banyak pandangan-pandangan yang belum jelas, tapi buat mereka semacam bagian dari hiburan. Ini mungkin terkait dengan sistem pendidikan yang ketat, penuh kekerasan, banyak PR sehingga itu (aksi unjuk rasa) menjadi tempat pelarian," kata Seto.

Karena itu, Seto meminta orangtua berperan aktif untuk mengawasi anaknya.

"Imbauannya, ayo perkuat kembali keluarga karena orangtua juga bisa menjadi sahabat buat putra putrinya termasuk yang remaja," kata Kak Seto.

Seto sebelumnya menyatakan, ratusan pelajar yang mengikuti aksi demo di Kompleks Parlemen Senayan beralasan solidaritas antar teman dan mendapatkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Polisi sebelumnya melakukan sweeping dan menangkap sejumlah pelajar berseragam putih abu-abu dan pramuka yang mengendarai motor menuju Kompleks Parlemen Senayan.

Banyak juga yang lolos dan melakukan kerusuhan di beberapa lokasi di sekitar Gedung DPR. Mereka bentrok dengan polisi. Mereka melakukan pembakaran  pos polisi dan motor.

Hingga saat ini, tercatat 200 pelajar yang dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diberi pembinaan.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mengatakan, pelajar STM yang ingin berdemo hari ini datang dari sejumlah daerah, antara lain dari Tangerang, Karawang, Bekasi, dan Bogor.

"Ada 200 pelajar tadi yang kami bawa ke Polda untuk dibina," ujar Harry di DPR, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com