Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Berani Bertahan di Tengah Kepungan Gas Air Mata demi Mencari Rupiah

Kompas.com - 01/10/2019, 21:32 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama sepekan para demonstran kepung kawasan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. Mahasiswa dan pelajar turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi hingga akhirnya terjadi kerusuhan.

Meski kerusuhan demo pelajar dan mahasiswa membuat sebagian orang di area sekitar merasa ketakutan, tapi nyatanya ada juga yang tetap tenang dan memanfaatkan situasi ini untuk mencari nafkah.

Pedagang asongan, misalnya, justru berebut tempat untuk menjual jajanan di tengah kerusuhan. Mereka berani bertahan di tengah kepungan gas air mata demi mencari rupiah.

"Pas ada demo ini aja ramai. Ada yang lari buat hindari kerusuhan ada juga yang bertahan karena banyak yang jajan. Kalau saya malah bertahan," kata salah satu pedagang cilok asal Purwakarta, Asep (29) saat ditemui di Palmerah, Selasa (01/10/2019).

Asep nekat seperti ini lantaran ia dapat pemasukan hingga dua kali lipat dari biasanya.

"Jika hari biasa cuma dapat Rp 300-400 ribu, ini bisa dua kali lipat. Kadang Rp 700 sampai Rp 800 ribu. Ini yang banyak mahasiswa-mahasiswa yang jajan," ujarnya.

Keuntungan yang diraih Asep saat kerusuhan aksi pertama kali terjadi pada Selasa (24/9/2019) lalu. Di balik gerobak cilok sederhananya, lelaki berdarah Sunda mengaku dagangannya ludes terjual.

Baca juga: 6 Fakta Gas Air Mata, dari Sejarah, Mitos Odol, hingga Efek Bahayanya

"Jam 4 sore itu sudah habis. Saya kan kadang jual gak tentu harganya sesuai kepinginan yang beli aja. Ada yang beli Rp 5 ribu ada yang Rp 10 ribu. Tapi ya mungkin mahasiswa lapar ya, banyak aja yang beli. Kalau digabungin ada Rp 5 juta udah seminggu ini. Bukan untuk kotor malah itu udah bersih," katanya.

Kondisi serupa juga dialami pedagang minuman bernama Yati (56). Selama dua hari pedagang asal Kebayoran Lama ini mengaku meraup keuntungan lebih.

Setiap hari sebanyak 5 hingga 7 kardus air mineral terjual. Angka tersebut naik 3 kali lipat dari hari biasanya yang hanya terjual 2 kardus.

"Kalau air mineral Rp 5 ribu. Tapi ada teh hangat dan lainnya itu juga. Dua hari ini Rp 7 juta ada omzetnya dah. Jadi biar ada kerusuhan juga justru ada demo ini jadi meningkat penjualan nya," katanya.

Baca juga: 17 Pelajar Diamankan Usai Demo, 2 Positif Narkoba

Menurut Yati, pelangganya adalah pihak kepolisian yang sedang berjaga saat unjuk rasa terjadi.

"Banyakan polisi yang beli. Mereka sambil jaga sambil minum. Tapi ada juga mahasiswa yang beli tapi biasanya sebelum rusuh. Makanya kalau udah gelagat mau rusuh itu saya udah diminta jauhi dulu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com