Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Angga Rahmana, Petugas PPSU yang Kepeduliannya Membawa Ia ke Seoul

Kompas.com - 08/10/2019, 06:00 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki jiwa sosial yang tinggi membuat Angga Rahmana (30), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Duri Pulo mampu membuktikan dirinya bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Meskipun dalam prosesnya, caci makian kerap didapatinya.

Pada 2013, dirinya berhasil membuat acara musik reggae dan mempersatukan kedua kelompok pendukung sepak bola yang kerap tawuran di Duri Pulo. Beberapa hari setelah itu, Angga yang saat itu belum memiliki pekerjaan itu mendapat laporan adanya pencurian burung di wilayah RW 012.

Saat ditelusuri, ternyata pencuri burung itu berjumlah tiga anak SD.

"Ada kejadian maling burung orang. Yang dimalingin tahu pelakunya, dilaporin lah ke Pak RW. Pak RW panggil anak-anak SD itu. Ternyata yang tadinya jumlahnya 3 jadi 8 orang karena pada ngaku semua tuh. Saya dipanggil Pak RW buat kasih arahan ke mereka," kata Angga saat ditemui di Kantor Lurah Duri Pulo, Senin (7/10/2019).

Saat anak-anak itu dinasihati oleh Angga, orangtua mereka marah dan tidak ingin anaknya disalahkan.

Baca juga: Petugas PPSU Ini Ingin Temui Anies dan Tawarkan Solusi Sampah di Jakarta

Singkat cerita, Angga berhasil meredam keributan tersebut dan memberikan arahan serta nasihat kepada para pelaku yang masih anak-anak.

"Saya bilang, anak-anak ini enggak salah. Mereka cuma enggak dapat wadah positif di lingkungannya jadinya begini lah. Yang salah itu kita orang-orang dewasa yang belum bisa mendidik dengan baik," ujar Angga.

Bikin bimbel gratis

Angga tidak menghukum para anak SD itu. Dirinya malah memerintahkan kepada anak-anak tersebut agar mendatangi dirinya untuk bersama mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah masing-masing.

"Saya tugasin semuanya datang ke saya di mushala, bawa PR-nya masing-masing kita kerjain sama-sama. Semacam bimbel, tapi saya enggak bisa ngajarin orang saya lulusan SMP. Saya ngumpulin mereka saja untuk kerjakan PR daripada melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat," ujar Angga.

Tidak diduga Angga, ternyata kegiatan itu diketahui oleh warga lainnya. Warga pun mengingkan anaknya ikut dalam bimbel gratis yang diadakan Angga.

"Ternyata banyak banget yang mau ikut, hari pertama itu saya ada 45 orang. Pusing saya, saya kan enggak bisa ngajar. Ya saya mah hibur mereka saja, ngajarin yang saya bisa. Yang saya enggak bisa saya dibantu anak-anak yang pintar untuk ajarin temannya yangg enggak bisa," ujar Angga.

Baca juga: Atasi Tawuran Remaja Lewat Musik, Petugas PPSU Ini Berharap Pemprov DKI Bangun Studio Gratis

Lambat laun, bimbel gratis garapan Angga semakin dikenal dan semakin banyak jumlah pelajat yang gabung. Dua bulan bimbel tersebut berjalan, Angga mendapat pekerjaan sebagai kurir tinta.

Hal itu disyukurinya untuk menghidupi anak beserta istrinya.

"Tiap gajian saya kasih anak-anak hadiah permen, snack segala macam biar mereka senang," ujar Angga.

Tak terima bayaran, diprotes keluarga

Bimbel gratis itu membuat para orangtua murid berinisiatif mengumpulkan dana untuk membayar Angga yang saat itu belum memiliki pekerjaan. Namun, bayaran itu ditolak mentah-mentah oleh Angga.

"Saya tolak bayaran itu, karena saya ini awalnya cuma ngumpulin anak-anak ngerjain PR. Wah saya diomelin keluarga anak, istri bapak saya semuanya. Dibilang sombong lah, sudah tahu enggak kerja punya anak istri tapi enggak mau terima bayaran," ujar Angga.

Caci makian itu tak membuat Angga patah semangat. Hingga pada akhirnya bimbel tersebut pun juga diketahui pihak Kelurahan Duri Pulo dan mendapat dukungan.

"Bimbel gratis dari saya diketahui Pak Lurah dan dimasukkan ke Musrenbang untuk dibantu fasilitasnya. Cuma enggak lolos karena bimbel saya ilegal," ujar Angga.

Hal itu tidak dipermasalahkan Angga, bimbel gratis yang digelarnya tetap berjalan normal. Namun, karena diketahui pihak kelurahan, di saat yang sama, pihak kelurahan membutuhkan tenaga yang bisa membuat website untuk publikasi kegiatan kelurahan.

Baca juga: Kisah Petugas PPSU Atasi Tawuran di Duri Pulo dan Diundang ke Seoul

Angga saat itu ditawari untuk mengisi tugas itu dan dia menerimanya.

"Saya diminta tolong sama Pak Lurah waktu itu untuk buat website untuk publikasi kegiatan kelurahan. Saya sebenarnya enggak bisa, orang saya lulusan SMP enggak ngerti begituan. Tapi saya bilang bisa dulu saja," ujar Angga.

Angga yang tidak bisa membuat website akhirnya belajar dari kerabatnya. Saat dirinya sudah bisa membuat website tersebut, pihak kelurahan memberikan upah atas kerjanya. Namun, Angga menolak upah tersebut.

Jadi PPSU hingga diundang ke Seoul

Berulang kali Angga diminta untuk mengendalikan website tersebut, namun dirinya tetap tidak mau menerima upah dari pihak kelurahan.

"Saya sudah bisa bantu kelurahan saja sudah senang, saya tidak mau terima bayaran itu. Sampai akhirnya, Pak Lurah tawari saya kerjaan sebagai PHL (Petugas Harian Lepas) waktu itu belum ada PPSU. Kalau kerjaan saya mau dan saya saat itu kerja lah jadi petugas di kelurahan," ujar Angga.

Berkat kegiatan sosialnya yang berdampak positif pada lingkungan di Duri Pulo. Angga dikejutkan kabar bahwa dirinya ditunjuk untuk ikut seleksi peserta program Seoul Sister City 2019 yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta.

"Akhir September itu saya dihubungi buat seleksi, dua hari setelahnya langsung saya seleksi. Suruh paparin apa yang pernah saya lakukan dalam kegiatan kepemudaan. Alhamdulillah saya lolos seleksi, saya nomor 3 dari 15 orang yang lolos. Pesaing saya waktu seleksi itu orang kuliahan semua, saya cuma lulusan SMP sendiri," ujar Angga.

Awal November 2019 nanti, Angga beserta rombongan lainnya akan berangkat ke Seoul untuk bertukar pikiran dan pengalaman dengan pemuda dari negara lain. Nantinya, pengalamannya itu akan ditularkan dan dilaksanakan untuk kegiatan sosial yang melibatkan pemuda di DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com