Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[VIDEO] Melihat Kinerja Interceptor 001, Kapal Canggih Pembersih Sungai di Jakarta

Kompas.com - 08/11/2019, 09:36 WIB
Sherly Puspita,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Interceptor 001, kapal canggih pembersih sungai menjadi salah satu solusi penanganan sampah. Mengingat, masalah sampah di laut menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia.

Presiden Joko Widodo bahkan sampai mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Targetnya adalah pengurangansekitar 70 persen sampah di lautan Indonesia pada tahun 2025

Salah satu sumber utama penghasil sampah di lautan adalah sungai. 

Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Kepemukiman Pemprov DKI Jakarta Suharti mengatakan, produksi sampah di Jakarta terus mengalami kenaikan.

“Ada 7.700 ton sampah di Jakarta per hari. Sampah yang sudah mengarah ke laut dan diangkat dari badan air (sungai) jumlahnya mencapai 250 ton,” tuturnya.

Senada dengan Suharti, Founder sekaligus CEO dari The Ocean Cleanup, Boyan Slat, mengatakan 1.000 sungai di dunia bertanggung jawab atas 80 persen sampah di lautan.

Baca juga: Interceptor 001, Alat Canggih Pembersih Sampah Sungai Beroperasi di Jakarta

Berkaca dari masalah inilah maka, Boyan dan tim The Ocean Cleanup menciptakan alat bernama Interceptor.

Cara kerja kapal canggih ini bisa disimak dalam video di bawah ini.

Interceptor 001 diluncurkan di Rotterdam, Belanda, dan telah beroperasi di Jakarta. Tepatnya di Cengkareng Drain sejak Mei 2019.

Hadirnya Interceptor 001 merupakan kerja sama antara The Ocean Cleanup, Danone-AQUA, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Interceptor 001 ini akan mencegah sampah dari sungai masuk ke laut. 

Alat ini berupa kapal (vessel) yang memiliki beberapa komponen. Interceptor 001 disebut Boyan Slat merupakan solusi jangka panjang karena ramah lingkungan.

“Kinerjanya otomatis, menggunakan tenaga surya, tidak berbunyi sehingga tidak berisik,” tuturnya. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Sebut Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Sebut Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com