Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Novel Baswedan Beberapa Kali Operasi, Kok Masih Dituduh Rekayasa..."

Kompas.com - 17/11/2019, 16:12 WIB
Nursita Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Yasri Yudha Yahya, pria yang mengaku sebagai tetangga penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, merasa heran dengan sikap politisi PDI Perjuangan, Dewi Tanjung, yang melaporkan Novel atas tuduhan merekayasa kasus penyiraman air keras.

Karena itu, Yudha yang mengaku melihat langsung kondisi Novel setelah disiram air keras melaporkan Dewi ke Polda Metro Jaya.

"Bayangkan, (Novel) berapa kali operasi, harus berapa kali mengalami pencopotan gusi, kok masih dituduh merekayasa," ujar Yudha seusai melaporkan Dewi di Mapolda Metro Jaya, Jalan Gatot Soebroto, Minggu (17/11/2019).

Baca juga: Tim Advokasi: Bukan Dipulihkan, Novel Baswedan Justru Kembali Jadi Korban

Yudha mengaku mendengar teriakan Novel seusai disiram air keras pada 11 April 2017. Dia melihat kondisi Novel tepat seusai diserang.

Yudha pun memberikan pertolongan pertama kepada Novel dengan menyiram wajah Novel di tempat wudhu masjid di dekat kompleks kediaman mereka. Dia juga membawa Novel ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Tetangga penyidik senior KPK Novel Baswedan, Yasri Yudha Yahya (tengah), melaporkan politikus PDI-P Dewi Tanjung ke Polda Metro Jaya, Minggu (17/11/2019).KOMPAS.com/NURSITA SARI Tetangga penyidik senior KPK Novel Baswedan, Yasri Yudha Yahya (tengah), melaporkan politikus PDI-P Dewi Tanjung ke Polda Metro Jaya, Minggu (17/11/2019).
"Saya orang yang mengetahui secara jelas, matanya itu tidak ada bola hitam, semuanya putih. Coba Anda bayangkan, semuanya putih, kira-kira orang mau enggak merekayasa kejadian untuk merusak matanya sendiri?" kata Yudha.

"Yang sampai dengan saat ini Anda lihat bahwa Novel sudah cacat seumur hidup, coba, kira-kira wajar enggak kalau dia dibilang merekayasa kejadian itu," kata dia.

Yudha didampingi tim advokasi Novel saat melaporkan Dewi ke Mapolda Metro Jaya. Laporannya diterima polisi dengan nomor laporan LP/7408/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum.

Anggota tim advokasi Novel yang mendampingi Yudha, Muhammad Andi Rizaldi, menuturkan, laporan Yudha dilengkapi dengan sejumlah bukti berupa pernyataan pejabat polisi soal kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

Baca juga: Tetangga Novel Baswedan Laporkan Dewi Tanjung atas Tuduhan Laporan Palsu

"Kami sudah memiliki bukti yang cukup dan kuat, banyak pernyataan dari Kapolri maupun juga dari Kapolda Metro Jaya dan yang paling penting adalah pernah ada pernyataan dari Presiden di Jakarta Eye Center yang menyatakan bahwa mata Novel itu terkena cairan berupa asam," ucap Andi.

Diberitakan sebelumnya, Dewi Tanjung melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya, Rabu (6/11/2019).

Dewi melaporkan Novel karena Novel dianggap telah merekayasa peristiwa penyiraman air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com