Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

365 Kali Hari Anak dari Balik Jeruji Besi di Tangerang...

Kompas.com - 21/11/2019, 14:52 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - "Belajar di mana saja kau berada, daripada menyesal berkepanjangan", "Mending ikut kegiatan, Pramuka coy". Tulisan-tulisan itu seolah berbicara lagi dari dinding-dinding ruang kelas di dalam Lapas Pria Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Kota Tangerang.

Itulah harapan yang masih hidup dari balik jeruji besi yang kini memisahkan anak-anak itu dengan dunia luar.

Namun, pada Kamis (21/11/2019) ini, lapas yang terletak di Jalan TMP Taruna Nomor 29 C, Kota Tangerang terkesan berbeda. Lapas tiba-tiba ramai dengan kunjungan salah satu sekolah swasta dari Kota Bekasi. Anak-anak binaan, berbaur, tertawa dan bernyanyi bersama murid-murid sekolah itu.

Ada pula anak-anak binaan yang lebih memilih diam dan hanya sesekali tersenyum melihat kawan-kawan mereka yang berkunjung menyanyikan lagu. 

Baca juga: Hari Anak Sedunia, Ada Petugas Cilik Bertugas di Bandara Soekarno-Hatta

Penampilan Undykpus (baca: Andikapas), band binaan LPKA  menambah keriaan. Band ini  menyanyikan lagu Yamko Rambe Yamko bersama siswa kunjungan dari SMP Nasional 1 Bekasi.

Empat personel Undykpus ini cekatan memainkan alat musik di ruang tunggu tersebut, menghibur dengan suara yang merdu, menyanyikan lagu tanpa beban, seperti penyanyi di sebuah kafe.

Semua riang bukan main. Kedua kelompok berbeda tersebut langsung merasa akrab.

Salah satunya, Rizki Indra dari SMP Nasional dan Mul dari anak binaan lapas.

"Tadi kenalan sama Ka Mul. Tadi ngobrol-ngobrol lah," kata dia sesaat setelah keluar dari gerbang besar berjeruji di dalam LPKA Tangerang.

Stigma yang pudar

Awalnya, Rizki merasa Lapas adalah tempat di mana anak-anak nakal dihukum, bertato, hobi berkelahi hingga dia sendiri merasa bergidik saat memasuki kawasan LPKA Tangerang.

Tapi kenyataannya berbeda, kata dia. Justru interaksi yang dia rasakan adalah sebuah kehangatan dan persahabatan. Lebih friendly dari sekolah tempat dia belajar sekarang, celetuk remaja berusia 13 tahun asal Bekasi ini.

Rizki dan puluhan anak lainnya yang berkunjung ke LPKA hari ini juga menyisihkan uang sekolah mereka untuk membelikan hadiah untuk mereka yang sedang dibina di LPKA.

Hal tersebut sebagai wujud kepedulian mereka. Juga sebagai tanda persahabatan mereka yang berkunjung ke LPKA.

Dia dan teman-temannya belajar satu hal dari mereka yang saat ini sedang dalam binaan LPKA. Rizki mengatakan ada hikmah di balik pertemuan dia dan Mul, bahwa ada aturan-aturan hidup yang harus secara bersama-sama dihormati.

"Hikmahnya, bahwa ada aturan di hidup, kala melanggar ada konsekuensinya. Sebab-akibat," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com