Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Mahasiswi di Hari HAM Internasional: Ruang Publik Belum Ramah Perempuan dan Anak

Kompas.com - 10/12/2019, 18:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswi Universitas Mitra Karya berunjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Selasa (10/12/2019), yang mana bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Mereka bernaung dalam komunitas Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bekasi.

Pantauan Kompas.com di lokasi, kalangan perempuan mengambil alih barisan paling depan pengunjuk rasa.

Menurut koordinator aksi, Nina Karenina, hal ini merupakan simbol tersendiri dari wacana yang mau mereka perjuangkan.

"Aksi hari ini termasuk membuktikan bahwa ada isu perempuan yang diperjuangkan," ujar Nina kepada Kompas.com, Selasa.

"Perempuan ada di baris terdepan. Perempuan itu bisa, perempuan itu sejajar, perempuan punya suara. Suara perempuan adalah suara perubahan," ungkap dia.

Baca juga: Cikal Bakal Hari HAM Sedunia...

Nina menyatakan, isu soal perempuan dan anak merupakan salah satu poin yang disoroti oleh para pengunjuk rasa, selain isu-isu HAM lain menyangkut Pemerintah Kota Bekasi seperti penggusuran paksa dan tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga.

"Banyak kasus pelecehan seksual di Bekasi, pemerkosaan anak dan di bawah umur. Kalau pelecehan terhadap perempuan dewasa tidak karena pakaian, tetapi mereka kurang ruang-ruang kerja yang ramah," jelas Nina.

"Mereka mau tidak mau kerja dalam dunia yang sebetulnya itu tidak baik untuk mereka. Tinggal mereka secara tidak langsung sedang dilecehkan," imbuh dia.

Nina menganggap, ruang-ruang publik yang tidak ramah perempuan dan anak, seperti halte-halte dan jalan raya pada malam hari, akhirnya membuat mereka tak leluasa beraktivitas maupun merasa aman.

Baca juga: Hari HAM dan Keraguan atas Komitmen Jokowi Tuntaskan Kasus HAM Berat...

Pelecehan seksual baik dalam bentuk verbal dan nonverbal tanpa sentuhan, jadi langganan yang harus dilalui kalangan perempuan terutama pada malam hari.

Sementara itu, anak-anak kerap mendapat perlakuan bully di lingkungannya.

Sedangkan Pemkot Bekasi, menurut Nina, hanya berkutat dalam penyuluhan-penyuluhan tak berdampak.

"Penyuluhan itu tidak bisa menjadi tolak ukur. Harus ada gerakan-gerakan konkret anti-bullying, sekolah ramah anak, untuk anak-anak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com