Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Bandara Soekarno-Hatta Sambut Libur Natal dan Tahun Baru 2020

Kompas.com - 11/12/2019, 08:05 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Perihal pengawasan penyebaran polio dari pintu masuk kedatangan internasional, Anas mengatakan sudah melakukan pengawasan ketat selama sebulan untuk mereka yang menuju dan datang dari Filipina.

"Dengan cara setiap penumpang yg datang langsung kita health declare untuk menyatakan apakah mereka dalam keadaan sehat atau tidak dan tanyakan berapa lama mereka ini tinggal di Indonesia. Dan kalau memang lama tingga di Indonesia maka kita tanyakan status vaksinasinya dan itu khusus polio," ujar dia.

Sedangkan untuk ebola dan mers, KKP Bandara Soekarno Hatta menggunakan tremoscanner untuk mendeteksi suhu penumpang yang datang dari pintu kedatangan Internasional.

Tidak hanya penumpang, kru pesawat juga harus melewati termoscaner tersebut untuk memastikan tidak ada mereka yang terdampak mers dan ebola.

"Sehingga kru atau penunpang yang datang dan dalam keadaan demam atau gejala lainnya kami amati, kemudian diajak ke klinik untuk periksa lanjut," pungkas dia.

Tarik Wisatawan dengan stan pameran

Deputy Executive General Manager Airport Service and Facility Bandara Soekarno Hatta Hufron Kurniadi mengatakan, pameran terkait pariwisata termasuk stan dari Kabupaten Serang tersebut bisa membuat daya tarik penumpang yang sedang berada di Bandara Soekarno-Hatta.

"Ini bagian dari bagaimana promosi ini bisa menjadikan wisatawan lebih tertarik," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/12/2019).

Hufron mengatakan, apa yang ditampilkan Kabupaten Serang dalam stan yang baru saja dibuka tersebut memuat ikon unik dan menjadi promosi untuk penumpang agar bisa berwisata ke Kabupaten Serang.

Baca juga: Strategi untuk Tingkatkan Wisatawan MICE 2020 di Jakarta

"Sehingga penumpang lebih memiliki potensi untuk mengunjungi," kata dia.

Di tempat yang sama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang Entus Mahmud mengatakan, dipilihnya gerabah sebagai ciri khas booth dari Kabupaten Serang di Bandara Soekarno-Hatta dikarenakan sebagai produk dengan kualitas internasional.

Entus mengatakan, gerabah tradisional yang dipamerkan di Booth Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta tersebut memiliki ciri khas yang sudah terbukti terjual di pasar Eropa dan Korea Selatan.

"Kami meyakini bahwa sarana ini akan mengangkat pemasaran produksi gerabah masyarakat Bumi Jaya Serang," kata dia.

Ciri khas lainnya dari gerabah tersebut adalah motif yang ditampilkan di lapisan luarnya. Bumi Jaya, tempat di mana gerabah tersebut diproduksi diyakini masih memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal di Kabupaten Serang.

"Desain motif relatif mempertahankan nilai kearifan lokal zaman kesultanan banten abad 15," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com