JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di depan kader-kader Partai Gerindra dalam Rakerda Partai Gerindra DKI Jakarta menjadi berita populer pada Minggu (26/1/2020).
Dalam pidatonya, Anies menyinggung soal kebebasan perayaan umat beragama di Jakarta. Salah satunya soal takbir keliling yang sebelumnya dilarang kini diizinkan.
Sontak, pernyataan Anies itu mendapat sorak-sorai tepuk tangan kader Gerindra yang hadir.
Selain soal pernyataan Anies itu, perkembangan soal pasien suspec virus corona yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara juga masih menjadi perhatian pembaca.
Baca juga: 5 Kasus Pelecehan Seksual yang Viral Dua Pekan Terakhir, Tiga Pelaku Tertangkap
Setelah dilakukan karantina dan uji laboratorium, pasien itu dinyatakan negatif terinfeksi virus mematikan Novel Coronavirus.
Berikut ringkasan empat berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com:
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI akan mendukung perayaan hari besar semua agama. Caranya dengan menggelar perayaan hari-hari besar itu.
Pemprov DKI saat ini sedang menggelar Jakarta Imlekan di beberapa ruang publik di Jakarta untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2571.
Pemprov DKI, kata Anies, juga pernah menggelar Jakarta Muharram Festival untuk merayakan Tahun Baru Hijriah dan Christmast Carol untuk merayakan Natal.
Anies kemudian menyinggung kebijakan Pemprov DKI era sebelumnya yang melarang takbir keliling menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Baca juga: Pemkot DKI Kembali Larang Takbir Keliling
"Dulu takbiran dilarang, sekarang takbiran diizinkan dan dijalankan," ujar Anies saat memberikan sambutan dalam acara rapat kerja daerah (rakerda) DPD Partai Gerindra DKI Jakarta di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (26/1/2020).
Pernyataan Anies tersebut disambut sorak sorai dan tepuk tangan para pengurus Gerindra se-DKI Jakarta.
Anies berujar, Pemprov DKI mendorong perayaan hari besar keagamaan untuk memastikan Jakarta menjadi rumah dan tempat yang setara bagi masyarakat semua golongan.
Takbir keliling menjelang Idul Fitri pernah dilarang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat dia menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Larangan takbir keliling di jalan arteri maupun protokol untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Baca selengkapnya di sini.
Pasien berinisial R (35) yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso dinyatakan tidak terjangkit virus Corona.
Hal itu disampaikan Direktur Medik dan Keperawatan RSPI Sulianti Saroso dr Diany Kusmowardhani.
"Pasien tersebut bukan suspect nCoV. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan negative virus Corona," kata Diany saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2020).
Baca juga: Cegah Virus Corona, Pekerja Kereta Cepat Indonesia-China Di-Screening
R dirawat di RSPI setelah pihak rumah sakit menerima rujukan pasien diduga terserang virus corona.
R disebut mengalami gejala pasien yang terdampak virus Corona, yakni demam, batuk dan radang tenggorokan.
Dr Pompini Agustina selaku Ketua Pokja Infeksi Emerging RSPI menjelaskan, pihaknya menggunakan metode slap mengambil beberapa sampel dari pasien melalui hidung dan tenggorokan.
Baca juga: [Update 26 Januari] Virus Corona Terdeteksi di 13 Negara, Indonesia Negatif
Selain itu petugas juga mengambil dahak pasien yang diteliti di laboratorium.
Baca selengkapnya di sini.
Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang pria yang melakukan masturbasi di dalam mobil ketika melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnama mengatakan, pria tersebut berinisial JS (48), warga Cipayung, Jakarta Timur.
"Kami telah mengamankan satu orang pelaku tindak pidana pornografi atas inisial JS," kata Bastoni saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.
Pelaku ditangkap di kawasan Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Minggu dini hari.
Pelaku sebelumnya melakukan aksinya di Jalan Gatot Subroto, Kamis (23/1/2020).
Sambil mengendarai mobil Xenia, ia membuka kaca mobil dan memamerkan alat kelaminnya.
"Pelaku mempertontonkan alat kelaminnya dan melakukan masturbasi di dalam mobil dengan cara membuka kaca mobil," ujar Bastoni.
Baca selengkapnya di sini.
Edy hanya bisa menyatakan kesedihan dan keprihatinannya dari jauh saat disampaikan kabar buruk mengenai banjir di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada 1 Januari 2020.
Perkiraannya benar bahwa kabar yang disampaikan adalah terendamnya Komplek Perumahan Pondok Gede Permai (PGP).
Dia menyatakan kasihan kepada teman dan tetangganya di komplek yang dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) itu.
Tetapi, dia tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya menghubungi teman dan tetangganya yang masih dia ingat.
Baca juga: Tolak Relokasi, Warga Sebut Pondok Gede Permai Banjir karena Pemerintah Teledor
Edy sudah beberapa tahun tidak lagi tinggal di perumahan ini.
Rumahnya berlantai dua di Blok C PGP dia jual karena tidak tahan tinggal di sana akibat sering dilanda banjir.
Banjir dirasakannya sangat berat, apalagi makin tahun air makin tinggi.
Itulah yang mendasarinya menjual rumah lalu pulang kampung dan membangun rumah di kampung halaman.
Setelah pembangunan rumahnya selesai, ternyata masih ada sisa uang dari hasil penjualan rumahnya di PGP.
Uang sisanya itu kemudian dibelikan lahan untuk kebun lada. Hidup di kampung dirasakannya lebih nyaman dan yang pasti tidak banjir.
Kisah Edy hanya satu bagian dari pilihan yang dimiliki warga di PGP.
Ada yang sama dengan dia, ada yang memilih mengontrakan rumahnya lalu tinggal di tempat lain dan ada pula yang tetap bertahan.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.