Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] Anies: Dulu Takbiran Dilarang, Sekarang Diizinkan | Jakarta Negatif Virus Corona

Kompas.com - 27/01/2020, 05:45 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di depan kader-kader Partai Gerindra dalam Rakerda Partai Gerindra DKI Jakarta menjadi berita populer pada Minggu (26/1/2020).

Dalam pidatonya, Anies menyinggung soal kebebasan perayaan umat beragama di Jakarta. Salah satunya soal takbir keliling yang sebelumnya dilarang kini diizinkan.

Sontak, pernyataan Anies itu mendapat sorak-sorai tepuk tangan kader Gerindra yang hadir.

Selain soal pernyataan Anies itu, perkembangan soal pasien suspec virus corona yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara juga masih menjadi perhatian pembaca.

Baca juga: 5 Kasus Pelecehan Seksual yang Viral Dua Pekan Terakhir, Tiga Pelaku Tertangkap

Setelah dilakukan karantina dan uji laboratorium, pasien itu dinyatakan negatif terinfeksi virus mematikan Novel Coronavirus.

Berikut ringkasan empat berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com:

1. Anies soal takbir keliling

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI akan mendukung perayaan hari besar semua agama. Caranya dengan menggelar perayaan hari-hari besar itu.

Pemprov DKI saat ini sedang menggelar Jakarta Imlekan di beberapa ruang publik di Jakarta untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2571.

Pemprov DKI, kata Anies, juga pernah menggelar Jakarta Muharram Festival untuk merayakan Tahun Baru Hijriah dan Christmast Carol untuk merayakan Natal.

Anies kemudian menyinggung kebijakan Pemprov DKI era sebelumnya yang melarang takbir keliling menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Pemkot DKI Kembali Larang Takbir Keliling

"Dulu takbiran dilarang, sekarang takbiran diizinkan dan dijalankan," ujar Anies saat memberikan sambutan dalam acara rapat kerja daerah (rakerda) DPD Partai Gerindra DKI Jakarta di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (26/1/2020).

Pernyataan Anies tersebut disambut sorak sorai dan tepuk tangan para pengurus Gerindra se-DKI Jakarta.

Anies berujar, Pemprov DKI mendorong perayaan hari besar keagamaan untuk memastikan Jakarta menjadi rumah dan tempat yang setara bagi masyarakat semua golongan.

Takbir keliling menjelang Idul Fitri pernah dilarang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat dia menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Larangan takbir keliling di jalan arteri maupun protokol untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Baca selengkapnya di sini.

RSIP Sulianti Saroso, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI RSIP Sulianti Saroso, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara

2. Pasien di RSPI Sulianti Saroso negatif virus corona

Pasien berinisial R (35) yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso dinyatakan tidak terjangkit virus Corona.

Hal itu disampaikan Direktur Medik dan Keperawatan RSPI Sulianti Saroso dr Diany Kusmowardhani.

"Pasien tersebut bukan suspect nCoV. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan negative virus Corona," kata Diany saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2020).

Baca juga: Cegah Virus Corona, Pekerja Kereta Cepat Indonesia-China Di-Screening

R dirawat di RSPI setelah pihak rumah sakit menerima rujukan pasien diduga terserang virus corona.

R disebut mengalami gejala pasien yang terdampak virus Corona, yakni demam, batuk dan radang tenggorokan.

Dr Pompini Agustina selaku Ketua Pokja Infeksi Emerging RSPI menjelaskan, pihaknya menggunakan metode slap mengambil beberapa sampel dari pasien melalui hidung dan tenggorokan.

Baca juga: [Update 26 Januari] Virus Corona Terdeteksi di 13 Negara, Indonesia Negatif

Selain itu petugas juga mengambil dahak pasien yang diteliti di laboratorium.

Baca selengkapnya di sini.

Tersangka yang melakukan masturbasi di mobil, Jarmaden Sinaga, saat dirilis di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2020).TribunJakarta/Annas Furqon Hakim Tersangka yang melakukan masturbasi di mobil, Jarmaden Sinaga, saat dirilis di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2020).

3. Pria yang lakukan pornoaksi di Jalan Gatot Subroto ditangkap

Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang pria yang melakukan masturbasi di dalam mobil ketika melintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnama mengatakan, pria tersebut berinisial JS (48), warga Cipayung, Jakarta Timur.

"Kami telah mengamankan satu orang pelaku tindak pidana pornografi atas inisial JS," kata Bastoni saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.

Pelaku ditangkap di kawasan Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Minggu dini hari.

Pelaku sebelumnya melakukan aksinya di Jalan Gatot Subroto, Kamis (23/1/2020).

Sambil mengendarai mobil Xenia, ia membuka kaca mobil dan memamerkan alat kelaminnya.

"Pelaku mempertontonkan alat kelaminnya dan melakukan masturbasi di dalam mobil dengan cara membuka kaca mobil," ujar Bastoni.

Baca selengkapnya di sini.

Rongsokan pascabanjir bertimbunan di depan rumah warga di RW 008 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Rongsokan pascabanjir bertimbunan di depan rumah warga di RW 008 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi.

4. Tak tahan banjir di Bekasi, warga jual rumah

Edy hanya bisa menyatakan kesedihan dan keprihatinannya dari jauh saat disampaikan kabar buruk mengenai banjir di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada 1 Januari 2020.

Perkiraannya benar bahwa kabar yang disampaikan adalah terendamnya Komplek Perumahan Pondok Gede Permai (PGP).

Dia menyatakan kasihan kepada teman dan tetangganya di komplek yang dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) itu.

Tetapi, dia tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya menghubungi teman dan tetangganya yang masih dia ingat.

Baca juga: Tolak Relokasi, Warga Sebut Pondok Gede Permai Banjir karena Pemerintah Teledor

Edy sudah beberapa tahun tidak lagi tinggal di perumahan ini.
Rumahnya berlantai dua di Blok C PGP dia jual karena tidak tahan tinggal di sana akibat sering dilanda banjir.

Banjir dirasakannya sangat berat, apalagi makin tahun air makin tinggi.

Itulah yang mendasarinya menjual rumah lalu pulang kampung dan membangun rumah di kampung halaman.

Setelah pembangunan rumahnya selesai, ternyata masih ada sisa uang dari hasil penjualan rumahnya di PGP.

Uang sisanya itu kemudian dibelikan lahan untuk kebun lada. Hidup di kampung dirasakannya lebih nyaman dan yang pasti tidak banjir.

Kisah Edy hanya satu bagian dari pilihan yang dimiliki warga di PGP.
Ada yang sama dengan dia, ada yang memilih mengontrakan rumahnya lalu tinggal di tempat lain dan ada pula yang tetap bertahan.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com