Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Revitalisasi Monas Jalan Terus

Kompas.com - 06/02/2020, 17:20 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, revitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat, akan terus berjalan.

Hal itu diputuskan dalam rapat Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka yang diketuai Menteri Sekretaris Negara pada Rabu (5/2/2020) kemarin.

Menurut Anies, revitalisasi Monas dilanjutkan karena rancangannya sesuai dengan ketentuan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

"Alhamdulillah revitalisasi Monas jalan terus, jadi itu sejalan dengan Keppres Nomor 25 Tahun 1995 karena memang rancangannya dibuat mengikuti keppres," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Anies Bahas Revitalisasi Monas di Setneg, Ini 4 Poin Hasil Pertemuan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/2/2020).KOMPAS.com/NURSITA SARI Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Anies berujar, Ketua Komisi Pengarah, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno, menginginkan revitalisasi sisi selatan Monas selesai tepat waktu, yakni pertengahan Februari 2020.

"Pak Ketua Komisi Pengarah menginginkan itu sesuai target waktunya," kata dia.

Revitalisasi sisi selatan Monas, lanjut Anies, sudah disepakati oleh Komisi Pengarah.

Pemprov DKI Jakarta juga sudah menyerahkan gambar detail terkait revitalisasi sisi selatan Monas, sesuai permintaan Komisi Pengarah.

Karena itu, kelanjutan revitalisasi Monas tinggal menunggu tanda tangan Komisi Pengarah.

"Sebetulnya secara prinsip sudah disepakati, tapi kan harus diwujudkan dalam bentuk gambar. Sudah dikerjakan tadi malam, tadi pagi, tadi sudah dikirimkan ke Setneg. Nanti insya allah kemudian dieksekusi," ucap Anies.

Baca juga: Formula E Dilarang Pakai Area Monas, Pemprov DKI dan FIA Cari Lokasi Baru

Adapun Pemprov DKI Jakarta menghentikan sementara proyek revitalisasi sisi selatan Monas karena tidak mengantongi izin Komisi Pengarah.

Sesuai ketentuan Keppres Nomor 25 Tahun 1995, semua pembangunan di kawasan Medan Merdeka harus mendapatkan izin dari Komisi Pengarah.

Pemprov DKI akhirnya mengajukan surat permohonan izin revitalisasi Monas. Komisi Pengarah menggelar rapat untuk membahas proyek tersebut, kemarin.

Hasilnya, Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka meminta Pemprov DKI segera mengeksekusi proyek revitalisasi Monas sesuai Keppres Nomor 25 Tahun 1995.

 

Pemprov DKI diminta untuk menyiapkan rencana revitalisasi dalam bentuk gambar yang sesuai dengan keppres tersebut.

Nantinya gambar akan diserahkan dan dirapatkan oleh Komisi Pengarah. Hal itu mencakup pula upaya menanam kembali pepohonan di kawasan hijau Monas dalam proyek revitalisasi.

"Nanti dari pihak Gubernur DKI akan menyampaikan usulan akan menanam kembali di sebelah mana, sesuai dengan lampiran keppres itu. Nah kemudian ada di-approve oleh semua anggota Komisi Pengarah," ujar Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama.

Desain revitalisasi

Arsitek pemenang sayembara desain kawasan Monas Deddy Wahjudi menjelaskan, timnya menginginkan agar masyarakat bisa lebih dekat dengan ikon Ibu Kota tersebut.

Desainnya disesuaikan dengan master plan Monas yang pernah dirancang pada Tahun 1976 dan 1993.

Baca juga: Penjelasan Pemenang Sayembara Revitalisasi Monas, Bikin Desain tetapi Tak Dilibatkan Saat Eksekusi

Desain tak mengubah ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah ada sebelumnya.

Konsep yang terakhir dinamakan dengan humble of truth dengan desain plaza di sisi-sisi Monas.

Seperti di sisi barat Monas akan dibangun plaza aspirasi dan plaza seni budaya yang berdekatan dengan pintu keluar MRT.

Untuk sisi selatan dibuat plaza selatan atau plaza apel dengan pelengkapnya ada semacam kolam air.

"Terhadap arah dari timur di mana dari Stasiun Gambir kita mengusulkan ada sebuah plaza di sana gitu Plaza timur kemudian di sana juga berada Lenggang Jakarta ada satu fitur baru yang kita sebut sebagai renung genang," papar Deddy.

Kemudian di sisi utara tetap ada penangkaran rusa. Pada bagian tengahnya rencananya dibangun plaza nusantara dengan tema pelabuhan nusantara.

Di sisi timur yang merupakan pintu keluar dari Stasiun Gambir akan dibuat plaza timur.

"Sama juga seperti halnya di sisi barat orang punya tempat untuk kontemplasi melihat Monas dari sisi yang lebih dekat," jelasnya.

Yang terakhir di sisi tengah atau yang paling berdekatan dengan tugunya akan dibangun kanal atau kolam retensi yang mencerminkan Indonesia dengan negara yang dikelilingi air.

"Harapannya orang ke sini bisa mendapatkan ketenangan sekaligus merasakan bagaimana sebetulnya kita di Indonesia itu berada di negara kepulauan. Sehingga air ini sebagai sebuah lautan orang di sini merasa berada di tengah pulau," tutur Deddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com