Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Bungkamnya Anies soal Polemik Teranyar Jakarta, dari Isu Monas hingga Dirut Transjakarta

Kompas.com - 06/02/2020, 19:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik, Ray Rangkuti berpendapat bahwa kasus-kasus kontroversial di sekitar Pemprov DKI Jakarta belakangan ini merupakan wujud dari pengawasan birokrasi yang longgar.

Inilah yang ia duga jadi penyebab Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tak mau buka mulut, meski kasus-kasus ini terus menggelinding jadi bola liar.

"Menurut saya untuk kasus-kasus belakangan ini, ada gejolak masalah di internal terkait sejauh apa Anies bisa mengontrol staf-stafnya. Mungkin karena itulah dia memilih diam karena memang ada unsur yang tidak dia kontrol," jelas Ray ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (6/2/2020) sore.

Baca juga: Ketika Sekda DKI Pasang Badan soal Revitalisasi Monas di Saat Anies Pilih Bungkam...

Pada isu-isu kontroversial sebelumnya, seperti isu reklamasi Teluk Jakarta dan izin PKL berdagang di trotoar, Anies tetap buka mulut kepada media massa.

Akan tetapi, pada isu-isu pamungkas seperti revitalisasi Monas dan pengangkatan terpidana jadi Direktur Utama PT Transjakarta, Anies bungkam.

Ray melihat, ada perbedaan duduk perkara pada dua contoh tadi. Pada contoh pertama, ia melihat bahwa sekontroversial apa pun isunya, hulu gagasan ada pada diri Anies.

"Kalau isu kontroversial itu berhubungan langsung dengan dirinya sendiri, atas dasar kebijakan yang memang ia lakukan, Anies akan keluar," jelas Ray.

"Tapi di dalam dua kasus yang terakhir ini, menurut saya itu bukan atas instruksinya Anies, walaupun ia membubuhkan tanda tangan. Tidak masuk akal pohon-pohon di Monas itu ditebang begitu saja dan kayunya sampai sekarang enggak ketahuan ada di mana," ia menambahkan.

Anies Baswedan terus bungkam pada publik ketika ditanya wartawan mengenai kasus-kasus kontroversial belakangan ini, utamanya revitalisasi Monas yang menuai intrik.

Baca juga: Anies Menghindar Saat Ditanya soal Revitalisasi Monas dan Eks Dirut Transjakarta Donny Saragih

Pada hari-hari eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu tutup mulut, Sekretaris Daerah DKi Jakarta Saefullah "pasang badan" membeberkan penjelasan pada awak media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com