Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Seorang Ibu di Bekasi yang Anaknya Kuliah di Wuhan, Terisolasi hingga Kelaparan

Kompas.com - 07/02/2020, 09:10 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Nurlela (42), ibu dari Musela Carentia alias Karen, mahasiswa Indonesia yang menempuh perkuliahan di Wuhan sempat khawatir dengan keadaan anaknya.

Karen ke Wuhan lantaran mendapat beasiswa dari Universitas Mercubuana untuk belajar setahun di Wuhan University Of Technology.

Anaknya yang saat ini baru tujuh bulan menetap di Wuhan itu terjebak dalam keadaan yang menyulitkan.

Pasalnya anaknya saat ini masih semester 4 di Fakultas Teknik Industri di kampus dan sedang menjalani libur panjang.

Baca juga: Efek Virus Corona, Harga Bawang Putih di Jatim Capai Rp 46.000 per Kilogram

Seiring merebaknya virus itu, Nurlela rutin menghubungi anaknya yang ada di Wuhan. Hal itu dilakukan untuk memastikan keadaan anaknya itu baik-baik.

"Saya tahu virus itu mulai menyebar dari anak saya. Dia bilang virus corona itu bahaya, saya langsung nyuruh dia terus hati-hati dan jaga kesehatan," ucap Nurlela di kediamannya, Jalan Haji Damil, Desa Serang, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Kamis (6/2/2020).

Nurlela bercerita, setelah virus itu merebak, Karen terisolasi di dalam asramanya. Karen tak berani keluar rumah.

Sesekali jika terpaksa keluar rumah itu, ia hanya untuk belanja di pasar untuk menyetok logistik di asrama.

"Ada sebenarnya toko yang buka, cuma dia lebih memilih ke pasar stok logistik. Kalau beli makan paling dia nitip sama temannya tapi bayar Rp 10.000. Kalau terpaksa keluar saya sudah ingetin pakai masker, cuci tangan kalau pas sampai asrama lagi," ucap Nurlela.

Baca juga: Strategi Pemerintah Tingkatkan Pariwisata yang Terdampak Wabah Virus Corona

Ia mengatakan, anak pertamanya itu terus menyetok barang-barang logistik untuk keperluannya. Selama seminggu, ia harus berada di dalam kamar asramanya sendiri.

Sebab teman sekamarnya dari Korea sudah terlebih dahulu pulang ke negaranya. Hal itu membuat Karen sempat frustasi menjalani hari-hari hanya di dalam kamar.

"Dia cuma masak, tiduran seperti terjebak dalam satu kamar. Sesekali teman asrama lainnya main ke kamarnya, mereka berkumpul untuk saling menyemangati," ujar dia.

Sempat kehabisan stok makanan

Nurlela mengatakan, anaknya sempat merasa lapar lantaran kehabisan stok makanan. Beberapa kali ia hanya makan nasi seadanya.

Sebab warung makan hingga pusat perbelanjaan telah tutup. Wuhan menjadi kota mati saat itu.

Baca juga: Mahfud: Pendirian Posko Antisipasi Corona di Natuna Sudah Tak Mendesak

Mendengar cerita anaknya kelaparan membuat hatinya tersayat saat itu. Ia terus memberi semangat untuk anaknya.

"Dia cuma makan nasi garam lalu nasi campur bawang goreng. Pokoknya benar-benar seadanya. Pernah dalam satu hari malah dia tidak makan dia nangis telepon saya, bagaimana saya tidak sampai hati kan terus saya kasih semangat dia," ucap Nurlela.

Hingga suatu saat lanjut Nurlela, Karen memberanikan diri untuk ke pasar membeli stok makanan.

Saat keluar rumah, Karen memakai masker dan pakaian yang tertutup. Ia benar-benar hati-hati saat itu.

"Dia langsung beli stok makanan banyak, mulai dari beras, telur, minyak goreng. Semua ia stok supaya dia tidak lapar dan masak sendiri di rumah," kata dia.

Baca juga: Khawatir Terpapar Virus Corona, Pasangan Muda Ini Nyaris Gagal Menikah

Ia juga terus memantau keadaan anaknya lewat sambungan telepon setiap hari. Meski hati kecil khawatir, ia terus memberi semangat kepada Karen.

Nurlela pun tak pernah menampakkan kesedihannya di depan anaknya itu.

"Saya selalu beri dia semangat, saya khawatir kalau saya sedih dia malah kepikiran. Saya tahu anak saya itu mandiri kok," ucap dia.

Dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar putrinya selalu dilindungi.

Di setiap doa Nurlela anaknya pun kerap disebut untuk tetap kuat dan terjaga dari virus yang mematikan itu.

Baca juga: Hari Kelima Karantina 238 WNI dari Wuhan, Menkes Berkantor di Natuna untuk Perketat Pemantauan

"Saya cuma bisa percaya ikhtiar dan shalat aja udah. Saya mohon sama Allah untuk jagain anak saya biar tetap sehat," ucap dia.

Nurlela mengatakan, saat ini anaknya tengah diobservasi di Natuna, Kepulauan Seribu mulai Minggu (2/2/2020).

Ia berharap bertemu anaknya dalam keadaan sehat nantinya.

"Kan di Natuna cuma dua minggu ini paling sampai tanggal 14 atau 15 Februari. Kemungkinan 17 Februari itu pulang, nah pulangnya belum tahu sistemnya bagaimana apakah dari Natuna ke Bandara Soetta atau dari Batam. Saya sudah cepat-cepat ingin ketemu," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com