JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Sujarwo mengatakan, bangunan indekos yang roboh di Mampang Prapatan, Jakarta, tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
"Itu (bangunan indekos) juga enggak ada ijin mendirikan bangunannya," ungkap Sujarwo saat dikonfirmasi, Senin (10/2/2020).
Polisi telah memanggil pemilik indekos untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Baca juga: 5 Jam Periksa Indekos yang Roboh di Pela Mampang, Petugas Tak Temukan Korban
Sujarwo mengungkapkan, bangunan indekos itu telah berdiri lama walaupun tak memiliki IMB.
"Pemda harusnya mengontrol, ini (bangunan indekos) layak atau tidak. Bangunan juga udah lama bangunannya," kata Sujarwo.
Bangunan kosan tiga lantai di RT 003 RW 007, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, roboh, Sabtu sekitar pukul 5.15 WIB.
Bangunan itu menimpa tiga rumah yang berada di belakangnya dan area bermain TK Nurul Badar. Ada juga sejumlah kendaraan motor yang turut tertimbun.
Pemilik kosan, Abdullah, mengatakan, sebanyak 20 pintu kosan berukuran 3 meter x 2 meter itu roboh. Sebanyak 16 kamar sudah terisi oleh penghuni kosan.
Baca juga: Indekos Roboh di Mampang Diduga karena Kontruksi Bangunan Tidak Kuat
Dugaan ambruknya kosan, lanjutnya, berasal dari toren air yang berada di lantai tiga. Diduga kontruksi bangunan tidak kuat.
"Ini ambruknya dari lantai tiga. Di sana ada toren. Mungkin bangunan enggak kuat menahan beban toren," ungkap Abdullah.
Teriakan tukang sayur
Para penghuni indekos berhasil selamat dari reruntuhan bangunan yang roboh berkat teriakan seorang tukang sayur.
"Jadi sebelum bangunan ini roboh, ada yang teriak-teriak suruh penghuni turun karena bangunan mau roboh, kalau tidak salah Mbak Ita, dia lagi siap-siap mau jualan sayur," kata Ketua RT 003 Chotip Anwar saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu (9/2/2020).
Baca juga: Indekos Roboh di Mampang Diduga karena Kontruksi Bangunan Tidak Kuat
Chotip menceritakan kronologi robohnya indekos tiga lantai tersebut berdasarkan keterangan warganya.
Sekitar pukul 05.00 WIB, salah satu warganya bernama Ita sedang mempersiapkan jualannya di depan rumahnya yang berada persis di belakang indekos.
"Mbak Ita tuh yang dengar ada suara kretek-kretek kayak bangunan mau roboh, gitu," kata Chotip.
Saat itu juga Ita berteriak meminta seluruh penghuni untuk keluar dari bangunan tersebut karena bangunan mau roboh.
Seketika warga ramai-ramai meneriakkan kepada penghuni indekos untuk keluar dari dalam bangunan.
"Untungnya ada warga yang melek sepagi itu, karena kan lagi hujan, pada tidur pules. Mbak Ita ini jualan sayur, jadi sering siap-siap pagi hari," kata Chotib.
Sementara itu, rumah kontrakan tempat Ita tinggal juga ikut tertimpa bangunan indekos yang roboh.
Pengalaman keluar dari indekos yang roboh pun diceritakan oleh Iyan (22), karyawan swasta yang bekerja di kawasan Kuningan.
Dia sudah hampir dua tahun tinggal di indekos tersebut.
Iyan mengaku saat itu hanya mendengar suara orang dari bawah yang minta menghuni turun karena mau roboh.
"Ya saya panik, cuma pakai celana pendek dan baju di badan, lari keluar kamar," kata Iyan.
Pada saat lari keluar kamar, ia mendapati seluruh penghuni kos rebutan turun dari tangga sehingga terjadi dorong-dorongnya.
Seketika setelah turun dari tangga dan menyelamatkan diri, bangunan tiga lantai tersebut roboh ke samping dan menimpa tiga rumah warga lainnya.
Iyan mengaku beruntung bisa keluar dan selamat dari reruntuhan. Tetapi barang-barang berharga seperti ponsel, dompet dan Macbook miliknya masih tertimbun di reruntuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.