Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Usul Anjuran Social Distancing Disampaikan secara Lebih Membumi

Kompas.com - 23/03/2020, 16:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah video viral di media sosial. Rekamannya menampilkan seorang pemuda dengan dialek betawi "berjibaku" mengajak warganet agar patuh pada imbauan social distancing guna mencegah kerumunan yang dapat mempermudah penularan Covid-19.

Video yang sarat istilah percakapan sehari-hari gaya Betawi yang dibumbui humor tersebut dibagikan oleh akun Twitter @bintangemon dan sudah mulai menyebar melalui kanal media sosial lain.

Untuk teman-temanku yang masih suka bilang, ‘Elah tong santai aja, nyawa kita di tangan Tuhan’… Wey, Paman Boboho, kalau emang itu prinsip ente, noh lu jongkok tengah jalan tol sambil bilang nyawa kita di tangan Tuhan,” kata dia melalui video yang diunggiah Minggu (22/3/2020).

Baca juga: Cerita Pilu Kapolres di Kalbar Tegakkan Social Distancing, Jadi Tertawaan Warga hingga Bersumpah akan Sujud

Cuma kan harus usaha kitanya. Ada ikhtiar sebelum tawakkal. Makanya pas pelajaran agama lu jangan kiu kiu, kaga masuk di kepala lu.”

Gua juga enggak apa-apa kalau lu meninggal. Asal lu kalau meninggal, jasad lu nguap. Lu kalau meninggal karena ngeremehin corona, yang lain bisa kena. Yang mandiin elu, yang nguburin elu. Orang katering di tahlilan lu? Kenaaa. Ya Allah, jahat banget lu, dia enggak ngerti apa-apa Cuma ngebungkusin lemper doang, kena!

Kita kalau diarahkan social distancing ya nurut, tolong. Dokter nyembuhin. Pemerintah ngatur. Kita pasien, nurut sama arahan. Lu, pasien (tapi) bandel, dokter (kemudian) ngambek, kita sembuhnya gimana, Bos?

Baca juga: Pemerintah Ubah Istilah Social Distancing Jadi Fisikal Distancing

Udah, di rumah dulu. Liburan nanti-nanti mah bisa. Lu kagak ke mal sekarang enggak apa-apa, itu mal enggak berubah jadi kantin. Lu enggak ke Puncak sekarang juga Puncak enggak bakal jadi pendek.”

Ayo mari kita sama-sama lawan corona. Ini corona didiemin lama-lama ngelunjak nih. Ini corona kalau bentukannya orang udah gua klepak nih dari dulu.”

Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo menyatakan, semestinya pemerintah menggunakan model komunikasi publik seperti contoh barusan agar imbauan social distancing diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Fakta bahwa hari ini, tak semua orang memilih bertahan di rumah, selain karena desakan ekonomi, juga disumbang akibat model komunikasi publik para pejabat yang tak efektif karena terlalu elitis.

Ia berpendapat, pesan soal social distancing sebaiknya disampaikan oleh orang yang berbeda-beda dengan menyasar kelompok yang berbeda-beda latar belakangnya. Ini akan meningkatkan efektivitas pesan.

Baca juga: Milenial Kesepian Saat Social Distancing? Ini Tips dari Stafsus Jokowi

“Masyarakat seringkali menjadi sasaran kesalahan. Padahal, kalau mau adil, evaluasi juga perlu dilakukan pada yang bicara atau yang berpidato. Apakah semua orang harus paham pada istilah social distancing dengan sendirinya? Bahasa apa sih istilah ini?” ujar Imam kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

“Coba kita dengar dalam video itu, bagaimana anak muda (entah siapa dia) secara tak langsung memberi contoh pada kita semua bagaimana berkomunikasi efektif di kalangan mereka. Kita perlu juru bicara seperti ini dari beragam segmen kelompok berlatar-belakang berbeda,” ia menambahkan.

Imam berujar, tak semua orang bakal paham dengan anjuran social distancing tanpa disertai dengan gaya bertutur yang sesuai dengan alam berpikir mereka.

Masyarakat terbagi dalam usia yang berbeda, asal daerah dan tradisi yang berlainan, jalur dan tingkat pendidikan yang tak sama, serta lingukungan pergaulannya masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com