DEPOK, KOMPAS.com - Opsi karantina wilayah atau local lockdown telah dipertimbangkan Pemerintah Kota Depok sehubungan dengan tren ekskalasi kasus Covid-19 yang terus meluas di Depok, Jawa Barat.
Per Minggu (29/3/2020), ada lonjakan temuan kasus sebanyak delapan pasien positif Covid-19.
Ini berarti, total sudah ada 37 kasus Covid-19 yang dialami warga Depok, dengan 10 pasien sembuh dan 4 orang meninggal dunia.
Baca juga: DKI Kaji Larangan Kendaraan Pribadi Melintas jika Lockdown Diterapkan
Selain itu, kini ada 265 pasien warga Depok yang masih diawasi serta 755 warga Depok yang kesehatannya masih dipantau.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, opsi local lockdown menjadi opsi logis menilik sebaran kasus Covid-19 di wilayahnya.
Oleh karenanya, Idris berujar, jajarannya fokus menyusun kajian sebagai bahan pertimbangan.
"Kewenangan ada pada pemerintah pusat, pertimbangan dari Kota Depok akan disampaikan besok (hari ini)," ujar Idris melalui siaran pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Minggu malam.
Baca juga: Polisi Rancang Skema Penutupan Arus dari dan Menuju Jakarta jika Pemerintah Putuskan Lockdown
Ia berujar, bahan-bahan pertimbangan local lockdown akan disampaikan via teleconference kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai representasi pemerintah pusat di Jawa Barat.
"Kebijakan lockdown merupakan langkah yang seharusnya diambil ketika saat ini penyebaran Covid-19 sudah masif," tegas Idris.
Sembari menanti langkah pemerintah dalam memutuskan local lockdown, Depok akan fokus pada penguatan program Kampung Siaga Covid-19 berbasis RW.
Idris menganggap, program yang mulanya diinisiasi komunitas-komunitas relawan sipil ini bermanfaat sebagai media pengawasan di tingkat paling lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.