Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerima Bansos Kota Bekasi Bertambah, Nilai Sembako yang Dibagikan ke Warga Dikurangi

Kompas.com - 06/05/2020, 09:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

Sumber Warta Kota

JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya penerima bantuan sosial di Kota Bekasi membuat Pemerintah Kota Bekasi mengurangi nilai paket sembako yang dibagikan kepada warga.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi Alexander Zulkarnain mengatakan, Pemkot awalnya hanya menganggarkan pembelian bahan kebutuhan pokok untuk membantu warga terdampak Covid-19 untuk 31.841 kepala keluarga (KK).

Namun, angkanya meningkat menjadi 150.000 KK.

Baca juga: Pemkot Bekasi Beri Bansos Tahap Dua ke 150.000 KK

Adanya peningkatan jumlah penerima manfaat bantuan sosial berupa sembako dari warga non-Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), berakibat perlunya penyesuaian nilai bansos per paket.

“Kita lakukan penyesuaian sesuai kemampuan daerah dari rencana awal 31.841 KK penerima bantuan dengan harga sembako sebesar Rp 199.800 menjadi 150 Ribu KK dengan harga sembako menjadi Rp 127.854,” kata Alexander Zulkarnaen dalam keterangannya, Selasa (5/5/2020), dikutip dari Wartakotalive.com.

Alexander menambahkan, perubahan jumlah penerima manfaat bantuan sosial telah disepakati oleh Tim Terpadu Pengendalian Bantuan Sosial dalam Percepatan Penanganan Covid-19 diberikan kepada 150.000 KK sebanyak dua kali, yakni bulan April dan Mei.

Hal ini juga sesuai Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 460/Kep.226-DINSOS/IV/2020, 15 April 2020 yang menetapkan sejumlah 150.000 KK penerima Bansos Non DTKS.

“Pendistribusian telah dilakukan sejak 14 April hingga 30 April 2020. Aparatur juga digerakkan guna membantu pengepakan barang, bongkar muat barang untuk disatukan kedalam satu paket sembako yang kemudian juga menditribusikan ke wilayah dibantu aparat lainnya,” ucap Alex.

Lebih lanjut, ia mengatakan rincian dari Rencana Kebutuhan Biaya (RKB) sebesar Rp 127.854 terdiri dari berbagai kebutuhan pokok.

Seperti 5 kilogram beras premium dengan harga satuan Rp 12.800, makanan sarden kaleng 425 gram dengan harga satuan Rp 18.000, 7 mie instan dengan harga satuan Rp 2.103.

Lalu, pembelian 1 liter minyak goreng harga satuan Rp 12.650, satu bungkus biskuit dengan harga satuan Rp 8.687, satu kecap botol 140 ml dengan harga satuan Rp 4.626, satu saus sambal 140 ml dengan harga satuan Rp 3.475 dan 1 pcs kantong plastik dengan harga Rp 1.696.

“Kita beli dari pabriknya langsung seperti mie instan sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih murah,” ujarnya lagi.

Alexander mengharapkan jumlah paket sembako yang diberikan Pemerintah Kota Bekasi bisa bermanfaat dan membantu warga Kota Bekasi yang membutuhkan.

Baca juga: 4 Hari Sempat Stagnan, Kasus Positif Covid-19 Kabupaten Bekasi Bertambah 5 Pasien

“Terlepas dari jumlah bantuan dan besarannya, saya berharap bantuan ini bisa diterima dan dimanfaatkan guna mengurangi dampak ekonomi warga Kota Bekasi,” pungkasnya.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menambahkan, nilai bantuan cukup kecil.

Pihaknya telah berusahaan meminta tambahan dari Pemerintah Pusat, Pemprov Jawa Barat dan DKI Jakarta agar nilainya bisa lebih besar. Tapi belum mendapatkan tanggapan.

“Kita tengah usahakan agar nilainya bisa lebih besar lagi. Intinya data 150 ribu sudsh fix, sudah ditutup tidak ada lagi pendaftaran baru,” kata pria yang akrab disapa Pepen itu.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Awalnya Bansos buat 31.841 KK Tapi Berubah Jadi 150.000 KK, Terpaksa Isi Paket Sembako Dikurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com