Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Epidemiologi: Bekasi Harus Siap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 jika Terapkan New Normal

Kompas.com - 04/06/2020, 11:51 WIB
Cynthia Lova,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi berencana menerapkan new normal atau kenormalan baru dalam waktu dekat untuk menghadapi wabah Covid-19.

Saat ini Kota Bekasi bahkan sudah mulai menjalani adaptasi new normal dengan membuka kembali tempat ibadah dan memperbolehkan tamu restoran atau rumah makan makan di tempat (dine in).

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono ingatkan Pemkot Bekasi untuk berhati-hati terapkan new normal. Sebab, kasus Covid-19 di Kota Bekasi masih belum stabil.

“Pemda harus siap menanggung konsekuensi besar saat bersiap gitu (ambil keputusan new normal), pelonggarannya itu bisa saja belum stabil tapi sudah terlalu cepat dibuka. Tapi masyarakatnya sudah enggak sabar, makanya harus berhati-hati,” ujar Pandu, Kamis (4/6/2020).

Baca juga: Jelang Hari Terakhir PSBB, Pasien Positif Covid-19 di Kota Bekasi Bertambah 13 dalam Sehari

Ia mengatakan, jika Bekasi siap terapkan new normal maka harus yakin memenuhi beberapa syarat.

Sejumlah syarat itu adalah jumlah tes dan contact tracing bertambah, kebiasaan warga mencuci tangan dan menggunakan masker juga mesti meningkat.

Selain itu, jumlah kasus kematian yang diduga karena Covid-19 dalam kurun waktu paling sedikit 14 hari harus berkurang.

Syarat lain adaah ada peningkatan kapasitas ICU, tenaga kesehatan, dan jumlah alat pelindung diri (APD) yang memadai.

“Jadi, diyakinkan dulu memenuhi syarat enggak. Syaratnya adalah rumah sakit harus siap kalau kemungkinan ada lonjakan. Jadi yang penting pada saat pembukaan (new normal) jangan dibuka sekaligus, jadi lonjakan (kasus Covid-19) bisa terkendali,” kata dia.

Pandu juga menyarankan Pemkot Bekasi tegas terhadap warga agar sadar menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Warga harus menggunakan masker saat ke luar rumah dan terus jaga jarak fisik atau physical distancing. Tanpa kesadaran masyarakat, penyebaran Covid-19 akan terus meningkat.

Dia juga menyarankan, sektor-sektor yang nanti akan dibuka saat new normal agar dibuka secara bertahap.  Hal itu untuk antisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang mungkin bisa terjadi.

Tes swab Covid-19 terhadap pedagang dan pembeli di Pasar Baru Kota Bekasi yang digelar Pemerintah Kota Bekasi, Minggu (10/5/2020).Instagram @bangpepen03 Tes swab Covid-19 terhadap pedagang dan pembeli di Pasar Baru Kota Bekasi yang digelar Pemerintah Kota Bekasi, Minggu (10/5/2020).

“Enggak boleh dibuka sekaligus kalau enggak nanti bisa aja lonjakannya tidak terkendali, dengan pelan-pelan lonjakan bisa terkendali,” ujar Pandu.

Beberapa sektor yang sudah dibuka saat masa adaptasi harus terus dievaluasi. 

Pandu menyarankan agar sektor pendidikan dibuka paling akhir.

“Bukanya bertahap, diamati selama seminggu dua minggu. Kalau enggak ada peningkatan kasus dibuka tahap berikutnya. Kita harus berhati-hati waktu melakukan pelonggaran karena kita harus mengantisipsi pelonjakan kasus,” kata dia.

Baca juga: IDI Tak Khawatir Akan Ada Lonjakan Kasus Covid-19 di Kota Bekasi Saat New Normal

Ia juga berharap masyarakat membantu menangani Covid-19 dengan mengikuti aturan protokol pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sebelumnya menyatakan tidak khawatir jika ada lonjakan kasus Covid-19 saat new normal diterapkan. Dia meyakinkan bahwa Pemkot Bekasi mampu mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

“Kalau ada (lonjakan kasus Covid-19) enggak masalah, enggak perlu ada yang ditakutkan lagi sekarang. Ngapain mesti takut, orang kita alatnya ada, rumah sakitnya ada, apa yang mesti kita takutin sekarang, kecuali di awal-awal,” ucap Rahmat di Bekasi, 27 Mei lalu.

Ia mengklaim, saat ini kasus Covid-19 di Kota Bekasi lambat laun berkurang, apalagi angka reproduksi kasusnya telah mencapai angka 0,71. Dengan demikian, menurut dia, wajar jika Kota Bekasi menerapkan new normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com