Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2020, 15:00 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Kota Bekasi berencana untuk menerapkan new normal atau kenormalan baru usai Kamis (4/6/5020) besok.

Sebagai informasi, Kamis besok adalah hari terakhir Kota Bekasi menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Menanggapi rencanya tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Kota Bekasi Komaruddin memastikan bahwa jajarannya tak perlu khawatir andai saja terjadi lonjakan kasus Covid-19 ketika era new normal berjalan.

Baca juga: Skenario Belajar di Sekolah Saat New Normal di Bekasi, Bawa Bekal Sendiri hingga Screening Kesehatan

"Presiden dan Wali Kota saja optimistis, kita juga harus optimistis sambil berdoa,” ujar Komaruddin saat dihubungi, Selasa (3/6/2020).

Ia meyakini bahwa kasus Covid-19 sudah jauh menurun berkurang dibanding awal April. Buktinya, saat ini tinggal 12 pasien Covid-19 yang dirawat si RSUD Kota Bekasi.

Padahal sebelumnya, 50 tempat tidur di RSUD kerap dipenuhi pasien Covid-19. Bahkan menurut dia, pasien yang ada di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet maupun rumah sakit di Kota Bekasi kini sudah dipindahkan untuk dirawat di RSUD Kota Bekasi.

“Yang pasti sekarang yang dirawat di RSUD cuma 12 dari 50 tempat tidur. Jadi ada penurunan. Kalau turun sampai 100 persen menurun enggak mungkin. Itu impossible,” kata dia.

Baca juga: UPDATE Covid-19 2 Juni di Bekasi: Pasien Sembuh Bertambah Jadi 254 Orang

Sebagai dokter, kata Komar, dia dan koleganya harus siap menanggung segala risiko terjadinya lonjakan kasus Covid-19 saat new normal diterapkan.

Meski demikian, untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 itu segala sektor yang mulai dibuka kembali saat new normal harus mengikuti aturan protokol pencegahan Covid-19.

Mulai dari pakai masker, sarung tangan, menggunakan hand sanitizer dan tetap jaga jarak fisik atau physical distancing.

Baca juga: Kekhawatiran IDI Soal Wacana New Normal di Depok...

“Standar tetap jaga jarak, masker tambahan sarung tangan dipakai. Kemudian anggota kami (dokter) siap atau tidak siap harus tanggung segala risiko yang timbul. Itu tugasnya IDI, bukan kebijakan,” kata Komar.

Namun, Komar tetap berharap tak ada lonjakan kasus Covid-19 saat new normal diterapkan di Kota Bekasi kelak.

“Kita berharap optimis jangan pesimis terus ya supaya lonjakan kasus tidak meningkat tinggi,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com