Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Jakarta, Bodetabek Diprediksi Alami Lonjakan Kasus Covid-19 Setelah Lebaran

Kompas.com - 11/06/2020, 16:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono memprediksi bahwa wilayah Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi kemungkinan akan mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Sebab, hasil tes di laboratorium yang dilaporkan hari ini merupakan cerminan dari situasi penularan virus corona kira-kira 2 pekan sebelumnya.

Sementara itu, 2 pekan lalu, baik Jakarta maupun wilayah Bodetabek sama-sama mengalami peningkatan pergerakan warga yang menyambut Lebaran.

"Betul (Bodetabek kemungkinan alami lonjakan kasus Covid-19). Kalau tidak ketemu, pasti karena testing-nya (kurang)," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Baca juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Depok Capai 55 Persen

Sebagai perbandingan, DKI Jakarta mengalami lonjakan temuan kasus Covid-19 selama 2 hari terakhir yakni 293 kasus baru pada Selasa (9/6/2020) dan 147 kasus baru, kemarin.

Jumlah lonjakan pada Selasa hampir 7 kali lipat temuan kasus baru pada Senin (8/6/2020), sekaligus rekor laporan kasus baru tertinggi sejak 16 April 2020.

Tanda-tanda menuju lonjakan sejenis ditemui di Depok, Jawa Barat.

Pada Senin (8/6/2020), ada tambahan 11 kasus baru di Depok, tertinggi sejak 12 hari terakhir.

Dua hari berturut-turut setelahnya, kasus baru di Depok bertambah 10 dan 8 pasien positif Covid-19.

Baca juga: Ojek Online Belum Boleh Angkut Penumpang di Bogor, Depok, dan Bekasi

Pandu menyarankan agar pemerintah daerah di wilayah Bodetabek tidak mengendurkan pemeriksaan dan pelacakan kontak.

Pemerintah justru harus mendongkrak kemampuan pemeriksaan dan pelacakan kontak agar dapat mengidentifikasi sebanyak mungkin warga yang tertular Covid-19 saat Lebaran lalu.

"Kuncinya tracing (pelacakan) dan testing (pemeriksaan). Jadi, yang ketemu (positif Covid-19) diisolasi, ketemu (kasus lain) isolasi juga. Idealnya kita tracing kurang lebih 1 (pasien positif Covid-19) banding 30 (orang yang kemudian dilacak) paling tidak," jelas dia.

"Jadi bayangkan, menelusuri orang sampai 30 kan setengah mati nah itu tracing yang harus pintar," tambah Pandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com