Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2020, 10:47 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Pramesti mengaku bahwa pihaknya tengah menggodok rencana meluncurkan bus reguler guna mengurangi ketergantungan warga terhadap kereta rel listrik (KRL).

Ketergantungan ini bermuara pada tingginya okupansi KRL serta antrean panjang di stasiun pemberangkatan seperti Bogor dan Cikarang, lantaran pembatasan jumlah penumpang di dalam kereta.

Sejauh ini, pemerintah mengerahkan bus-bus gratis untuk mengangkut para pelaju yang tak tertampung KRL. Namun, Polana menganggap, hal ini tak dapat menjadi solusi tetap.

Baca juga: Senin Pagi, Antrean Penumpang KRL Kembali Mengular di Stasiun Bogor

“Sejak awal kami meluncurkan bus gratis tersebut pada 15 Mei 2020, sudah kami informasikan bahwa, jika kebutuhan terus meningkat dan muncul permintaan yang konsisten, tidak menutup kemungkinan akan kami luncurkan layanan bus reguler," jelasnya melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (14/7/2020) pagi.

"Saat ini sedang dilakukan kajian untuk memperkuat rencana peluncuran layanan tersebut. Bentuk layanan nantinya adalah Bus Jabodetabek Residential Connexion (JR Conn) dengan rute point to point," kata dia.

Jika kelak beroperasi, bus JR Conn berangkat tidak dari terminal bus atau stasiun kereta, melainkan diupayakan dari titik yang lebih terjangkau dari pemukiman calon penumpang (asal) menuju titik tertentu (tujuan) di Jakarta.

Baca juga: BPTJ: Pengguna Bus Gratis Lebih dari 1.000 Orang, Hanya 70-an Unit Terpakai

Hal ini diharapkan mampu menekan peluang adanya penumpukan calon penumpang di stasiun ataupun terminal.

Namun demikian, Polana mengakui bahwa tarif perjalanan bus reguler ini tak akan semurah tarif KRL bagi penumpang, sebab tidak disubsidi oleh pemerintah.

"Namun diupayakan masih dalam batas kewajaran dan terjangkau oleh para pelaju," kata dia, tanpa menyebutkan kisaran tarif yang berlaku buat bus reguler tadi.

Polana menyampaikan, sudah ada perusahaan operator yang bersedia mengisi layanan reguler ini dan saat ini tengah melakukan berbagai persiapan.

Ia mengaku bakal mempermudah perizinan supaya bus reguler ini sanggup beroperasi dengan perkiraan sementara pada Agustus nanti.

"Mengingat trayek yang dijalani layanan ini adalah lintas wilayah administratif di Jabodetabek, maka perizinannya ada di BPTJ dan kami tentunya akan mempermudah perizinannya,” jelas Polana.

"Bus JR Conn ini juga akan konsisten diterapkan protokol kesehatan sehingga kapasitas penumpang dibatasi maksimal 50 persen agar ketentuan jaga jarak dapat dipenuhi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com