Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

36 Keluarga di Kampung Sadar Ancol Digusur, Kini Bingung Tempat Tinggal

Kompas.com - 15/07/2020, 17:27 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 36 keluarga yang tinggal di sekitar rel Kampung Sadar, RT 006/RW 004, Ancol, Jakarta Utara, digusur pada Rabu (15/7/2020) pagi.

Sebanyak 32 keluarga di antaranya memiliki identitas Jakarta. Sementara empat keluarga lain merupakan pendatang dari luar wilayah Jakarta.

"Yang terdampak untuk KK DKI sekitar 32 KK, yang luar DKI ada empat KK jumlah 36 KK. Rumah sekitar 30 lebih," kata Ketua RT setempat Haris saat ditemui di lokasi, Rabu.

Baca juga: Puluhan Bangunan di Bantaran Rel Kereta di Kampung Sadar Digusur

Akibat penggusuran tersebut, kini puluhan orang mengungsi di sekitar rel. Sebagian keluarga mencari kontrakan untuk sementara.

Menurut Haris, saat ini warga juga bingung harus mengungsi kemana.

"Itu dia dilema mau dibawa ke rusun atau apa. Untuk sementara ditempatkan di tenda juga masih dalam pemikiran inisiatif dari warga," kata Haris.

Baca juga: Anaknya Tepergok Hendak Mencuri, Orangtua Minta Maaf ke Korban

Haris mengatakan, warganya bersikap kooperatif dengan menerima proses penggusuran tanpa ada perlawanan.

"Kondusif memang dari kemarin-kemarin sudah lakukan pertemuan dengan warga agar jangan ada perlawanan," kata Haris.

Pengamatan Kompas.com, warga korban gusuran mendirikan tenda darurat dari barang seadanya.

Mereka menaruh kasur-kasur di pinggir rel untuk dijadikan tempat tidur.

Warsini (65), salah satu warga yang digusur mengatakan, penggusuran dilakukan setelah warga diberi surat pemberitahuan tiga kali.

"Pertama ada surat, lalu beberapa hari, belum ada seminggu, dapat surat lagi sudah dua kali, yang ketiga kali ini (digusur)," kata dia di lokasi, Rabu.

Warsini yang tinggal seorang diri memindahkan barang-barangnya ke tanah lapang di sekitar rel. Di sana, dia mendirikan tenda dibantu tetangga yang juga tergusur.

"Saya terpaksa bikin tenda di sini, enggak bisa ngontrak karena enggak ada uang. Enggak punya uang makanya saya pusing," ujar Warsini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com