Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas LH Tangsel Akui Sulit Temukan Sumber Limbah yang Cemari Kali Jaletreng

Kompas.com - 03/08/2020, 19:02 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku kesulitan menemukan sumber limbah yang dibuang dan mencemari Kali Jaletreng di kawasan Serpong.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pembinaan Lingkungan Dinas LH Kota Tangsel Tedi Krisna saat dihubungi pada Senin (3/7/2020) mengatakan bahwa saat ini pihaknya belum mengetahui sumber limbah tersebut.

Pasalnya, banyak sekali perusahaan dan tempat usaha yang beraktivitas di sekitar Kali Jaletreng, termasuk di kawasan Taman Tekno.

Baca juga: Kali Jaletreng di Serpong Tercemar Limbah Industri, Kerap Keluarkan Bau Tidak Sedap

Selain itu, pihak Dinas LH Kota Tangsel juga tidak bisa secara rutin melakukan pemantauan di lapangan pada masa pandemi Covid-19.

"(Limbah) yang kemarin itu kami belum menemukan sumbernya. Karena masih ada kesulitan, pertama karena Covid-19 juga, jadi sulit ke lapangan. Kedua, kami juga masih melakukan pendataan-pendataan," ujar Tedi.

Tedi mengatakan, Dinas LH Tangsel masih terus melakukan pengecekan dan pendataan ulang perusahaan yang berada di kawasan Taman Tekno.

Baca juga: Dinas LH: Bau Sampah Menyengat di Kawasan Serpong akibat Jebolnya TPA Cipeucang

Menurut dia, terdapat hampir 1.000 perusahaan di kawasan tersebut dan belum seluruhnya terpantau aktivitasnya oleh Dinas LH Kota Tangsel.

"Kita kan belum cek keseluruhan. Tapi memang agak sulit kita melihat mana yang tidak patuh. Karena disana banyak ya, tersebar lah industri di kawasan Taman Tekno, mungkin ada 1.000-an perusahaan," ungkapnya.

"Jadi kita sulit mendeteksinya dari mana nih asalnya limbah ini. Karena kan kita belum tahu perusahaan mana yang membuangnya," sambungnya.

Sebelumnya, Kali Jaletreng di kawasan Serpong, Tangsel tercemar limbah dari aktivitas industri. Air di kali tersebut pun kerap mengeluarkan bau tidak sedap saat hujan turun.

Tedi menduga, limbah yang dibuang dan mencemari kali tersebut berasal dari aktivitas industri yang berlangsung di Kawasan Taman Tekno.

"Itu salah satu penyebabnya tercemar mungkin bisa dikatakan dari kawasan Taman Tekno," kata Tedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com