Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perawat Tangani Pasien Covid-19 Ketika Awal Pandemi Terjadi...

Kompas.com - 26/08/2020, 05:25 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan tenaga medis menjadi garda terdepan merawat pasien Covid-19 bukan perkara mudah.

Mereka harus merawat pasien dan menjaga dirinya sendiri agar keluarga di rumah tidak tertular.

Seperti yang dialami oleh Shoddiq, seorang perawat di salah satu rumah sakit kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.

Ia sudah berhadapan dengan pasien Covid-19 sejak awal-awal pandemi terjadi di Indonesia. Saat itu, dia ditugaskan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Baca juga: 6 Bulan Tidak Beroperasi, Ribuan Karyawan Tempat Hiburan di Tangsel Menganggur

Shoddiq mengalami itu tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pasien terkonfirmasi pertama di Depok, Jawa Barat, awal Maret 2020 lalu.

"Saat masuk belum tahu kalau itu pasien terkonfirmasi. Setelah tes swab, hasilnya positif. Mau kirim ke rumah sakit rujukan penuh, akhirnya dipindah ke ruang isolasi," ujar Shoddiq saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2020).

Warga Ciputat, Tangerang Selatan itu mengaku saat itu terkejut dan takut. Namun, ia sadar merawat pasien menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Beruntung setelah ada pengumuman pasien pertama di Indonesia, Shoddiq dan sejumlah tenaga medis lain sudah dilengkapi alat pelindung diri (APD).

"Sudah pakai alat pelindung diri lengkap, hazmat dan sebagainya. Hanya saja, saat itu perawat yang sudah menangani pasien itu harus mengurus juga di ruang isolasi, bukan perawat lain," kata Shoddiq.

Baca juga: Khawatir Banyak OTG, Airin Minta Warga Tangsel Disiplin Protokol Kesehatan

Saat itulah, Shoddiq mengorbankan waktu untuk menangani pasien itu. Ia wajib menggunakan APD hingga berjam-jam karena harus memeriksa kondisi pasien lebih dari tiga kali di ruang isolasi.

Sesak dan pengap harus ditahannya selama mengenakan APD.

"Paling tidak itu tujuh jam saya bisa gantian. Itu berlangsung selama dua hari saya merawat pasien, mulai ganti infus dan lainnya. Kalau makan ada satu keluarga pasien yang menunggu," ucapnya.

Setelah dua hari menjalani perawatan, pasien terkonfirmasi Covid-19 itu meninggal dunia. Kondisi pasien saat itu memiliki penyakit penyerta.

"Pasien itu memang memiliki penyakit lain atau penyerta sebelumnya," kata Shoddiq.

Setelah menjalani tugas, Shoddiq ingin melepas kerinduan dengan keluarga. Namun, dia sadar bisa saja menjadi orang tanpa gejala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Daftar Stasiun di Jakarta yang Layani Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Kasus Ibu di Tangsel Lecehkan Anaknya, Keluarga Suami Mengaku Dapat Ancaman

Megapolitan
Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com