Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Klaster Rumah Tangga, Limbah Infeksius di Apartemen Harus Dikelola dengan Baik

Kompas.com - 27/08/2020, 18:46 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Klaster rumah tangga atau klaster keluarga belakangan ini bermunculan di kota penyangga DKI Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Mewaspadai hal itu, konsultan pengelolaan properti Inner City Management (ICM) mengingatkan pentingnya pengelolaan limbah yang baik di lingkungan hunian apartemen selama masa pandemi Covid-19 untuk menghindari terbentuknya klaster baru.

Pasalnya, banyak sampah masker, botol obat, dan tisu yang retan menjadi media penyebar virus SARS-CoV-2 (virus corona tipe 2). Terlebih, apartemen merupakan lingkungan tempat tinggal bagi sebagian besar warga di kota-kota besar.

Baca juga: Menyoroti Pembuangan Limbah Medis pada Masa Pandemi Virus Corona...

“Sangat mungkin ada limbah medis yang berasal dari rumah tangga (hunian apartemen) karena masyarakat yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP),” kata Direktur Operasional ICM Krisdiarto Adipranoto dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (27/8/2020).

Lanjut Krisdiarto, dalam menerapkan pengelolaan limbah, ICM yang juga mengelola beberapa apartemen mengaku mengikuti aturan dari Surat Edaran No. SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksiksius (Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Tidak sampai di situ, ICM juga menerapkan standar yang digunakan World Health Organization (WHO) dalam pengelolaan limbah air agar sumber air di lingkungan apartemen dapat selalu terjaga kebersihannya.

Baca juga: RSUD Tanjungpinang Diminta Segera Cari Tempat Penampungan Limbah Medis

Untuk pengelolaan limbah infeksius yang berasal dari rumah tangga, antara lain alat pelindung diri (APD) berupa masker, sarung tangan hingga bajunya akan dikemas dalam wadah tertutup dan bertuliskan limbah infeksius.

“Kami dibantu oleh pertugas dari dinas yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup kebersihan dan kesehatan dalam pengangkutan sampah-sampah limbah infeksius,” kata SOP Manager ICM Hidayat.

Untuk itu, ICM juga terus mengimbau kepada para penghuni agar mengurangi sampah masker, dan mengutamakan penggunaan masker yang dapat dicuci ulang atau masker kain.

Bila terpaksa menggunakan masker sekali pakai, para penghuni diberikan edukasi tata cara pembuangannya, yakni dengan dirobek atau dipotong, maupun digunting terlebih dahulu.

“Kami telah menyediakan tempat sampah khusus di ruang-ruang publik dengan berbagai jenisnya sehingga penghuni bisa memilah saat melakukan pembuangan. Kami berharap penghuni dapat bekerja sama dengan baik agar penghuni tetap terjaga kesehatannya,” ujar Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com