Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Korek Kuping Jumbo, Massa Aksi Penolak UU Cipta Kerja: Mungkin Kuping Jokowi Tersumbat

Kompas.com - 28/10/2020, 17:01 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI) Herry Hermawan menjelaskan maksud massa aksi membawa korek kuping atau cotton bud berukuran jumbo, saat unjuk rasa penolakan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di Monumen Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2020).

Menurut Herry, massa aksi mendengar bahwa Presiden Joko Widodo bakal menandatangani UU Cipta Kerja pada hari ini.

Presiden Jokowi pun dinilai tak pernah mendengar tuntutan pekerja dan mahasiswa untuk membatalkan UU Cipta Kerja.

Karena itu, pihaknya membawa korek kuping jumbo sebagai sindiran agar Jokowi mau mendengarkan aspirasi mereka.

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Aksi Bawa Korek Kuping Jumbo untuk Jokowi

"Aksi kami ini sudah kesekian kalinya, buruh dan mahasiswa, juga elemen masyarakat lainnya. Tapi sampai hari ini kami belum melihat iktikad baik dari Jokowi Untuk membatalkan Undang-Undang omnibus Law Cipta kerja tersebut," kata Herry di lokasi.

"Jadi kami melihat barangkali ada sumbatan di telinga Jokowi, sehingga kami membawakan alat membersihkan telinga cotton bud atau korek kuping supaya Jokowi bisa mendengar aspirasi rakyat," tuturnya.

Ia berujar, seharusnya Jokowi mendengar tuntutan dan aspirasi masyarakat termasuk soal UU Cipta Kerja.

Pasalnya, Jokowi menjadi orang nomor 1 di Indonesia karena dipilih masyarakat.

"Karena kami menganggap presiden itu dipilih rakyat, maka yang harus dia dengar adalah rakyat. Kalau sampai saat ini dia belum mendengar, barangkali kupingnya tersumbat. Jadi kita hadiahkan korek kuping jumbo untuk bisa lebih aspiratif terhadap rakyatnya," tambah Herry.

Baca juga: Survei IPO: 51 Persen Responden Tidak Puas dengan Kinerja Jokowi

Sebagaimana diketahui, massa aksi yang menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja masih berkumpul dan menggelar aksi di Monumen Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Jakarta Pusat.

Selain mahasiswa, massa aksi juga terdiri dari pekerja dan buruh salah satunya dari Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI).

Dalam aksinya, salah seorang massa aksi perempuan, membawa korek kuping atau cotton bud yang berukuran jumbo.

Ia juga menggantungkan kertas di leher, yang bertuliskan "Korek Kuping Buat Jokowi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com